REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Korea Utara telah menyatakan kekecewaan mereka atas keputusan Korea Selatan untuk melanjutkan latihan militer bersama dengan pasukan Amerika Serikat yang diadakan setiap tahun di musim semi dan musim panas.
"Saya menganggap langkah ini merusak keinginan para pemimpin Utara dan Selatan yang ingin membangun rasa saling percaya untuk memulihkan hubungan Utara-Selatan," kata Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Kim Yo Jong menjabat sebagai wakil direktur Komite Sentral Partai Buruh Korea.
Namun, Seoul mengatakan pihaknya "masih mendiskusikan dengan pihak AS tentang latihan militer gabungan" yang rencananya digelar akhir bulan ini.
“Keputusan soal latihan militer akan disepakati bersama antara Korea Selatan dan AS,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Boo Seung-chan.
Peringatan dari Pyongyang datang ketika Utara dan Selatan memulihkan jalur komunikasi lintas batas yang terputus sejak Juni lalu.
“Jika kita melihat ke belakang selama tiga tahun terakhir, hubungan Utara-Selatan mengalami perubahan, liku-liku, dan fluktuasi yang tidak diinginkan dan beringsut ke krisis meskipun para pemimpin puncak Utara dan Selatan telah saling berpegangan tangan dan membuat kesepakatan penting sebagai deklarasi bersama," kata saudara perempuan Kim itu.
Sebelumnya, Kantor Berita Pusat Korea yang dikelola pemerintah Korea Utara menyebut keputusan untuk memulihkan saluran komunikasi mencerminkan keinginan Korea untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan para pemimpin kedua negara telah “setuju untuk membuat langkah besar dalam memulihkan rasa saling percaya dan mempromosikan rekonsiliasi".
“Padahal, menurut saya, pemulihan jalur komunikasi tidak boleh dianggap lebih dari sekadar penyambungan secara fisik,” tegas Kim.
Korea Utara memutuskan hubungan komunikasi dengan Korea Selatan dan juga meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sepanjang perbatasan pada Juni 2020.
“Kami tidak pernah membahas latihan militer bersama di saat yang genting seperti sekarang. Kami akan terus memantau perkembangannya," tambah dia.
Awal tahun ini, presiden Korsel kembali menegaskan keinginannya untuk melanjutkan dialog dengan Pyongyang.