REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Garut menambah kekuatan tim pelacak atau tracer dari jajaran TNI/Polri dibantu sukarelawan yang disebar di setiap pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk menangani penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Mudah-mudahan dengan pendekatan bersama melibatkan TNI, Polri, relawan ada pendekatan persuasif humanis mengajak kepada yang memang harus dilakukan 'tracking', 'tracing' itu mereka mau dilakukan," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman usai menggelar Sosialisasi dan Simulasi Tracer Covid-19 dengan Aplikasi Silacak di Gedung Sarana Olahraga Ciateul, Kabupaten Garut, Senin (2/8).
Ia menuturkan kunci keberhasilan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) salah satunya dengan diikuti pelacak yang cukup untuk mendeteksi penularan Covid-19, sementara upaya 'tracking', 'tracing', maupun 'testing' di Kabupaten Garut masih kurang.
Ia berharap adanya penambahan tim pelacak di lapangan bisa lebih cepat melacak dan menangani siapa saja yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19."Nanti kita melacak kalaulah misalkan ada yang positif kemudian harus ada yang dilacak misalkan berapa orang, 10 atau 15 orang inilah harus dikejar, dilakukan 'tracking', 'tracing' agar tidak terjadi penularan, jadi ini adalah untuk memutus penularan," katanya.
Komandan Kodim 0611 Garut Letkol Czi Deni Iskandar menyatakan sosialisasi dan simulasi bagi tim 'tracer' itu sesuai perintah dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan tujuan agar pencarian orang yang terpapar COVID-19 bisa dilakukan dengan cepat.
Ia menyampaikan pihaknya mengerahkan seluruh prajurit hingga tingkat Koramil bersama puskesmas untuk bersinergi menelusuri penularan wabah COVID-19 di Kabupaten Garut.
"Dengan segala sumber daya manusia di Puskesmas seluruh Kabupaten Garut tidaklah mungkin, oleh karena itu Bapak Bupati mengambil kebijakan ini yang dilaksanakan oleh saya dan Kapolres sebagai penanggung jawab di lapangan akan kita lakukan dengan sebaik-baiknya," kata Deni.
Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono menambahkan kolaborasi TNI, Polri dan juga tenaga kesehatan penting dilakukan karena sumber daya manusia yang ada masih kurang. "Nanti 'tracer' dengan melaksanakan 'tracing' yang baik, kemudian kita mengidentifikasi masyarakat kita yang terpapar dengan cepat, baik yang terpapar maupun kontak eratnya, sehingga bisa dilakukan 'treatment' yang baik sehingga kita bisa mengurangi angka kematian," katanya.