REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan strategi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani di tengah kondisi pandemi. Airlangga mengatakan yang pertama dilakukan adalah pembangunan food estate dalam rangka penguatan sistem pangan nasional. Dalam mengelola food estate ini akan dilakukan dengan sistem korporasi, yakni petani yang berkumpul dalam bentuk koperasi atau Gapoktan.
“Konsep ini akan lebih memudahkan dalam memberikan akses pendampingan, pembiayaan, dan fasilitas lain yang disediakan pemerintah yang bekerja sama dengan BUMN dan Swasta,” kata Airlangga dalam Food and Agriculture Summit 2021, Selasa (3/8).
"Model korporasi ini akan membuat petani semakin modern dari hulu ke hilir secara utuh. Dari hulu pencanangan one village one product atau one pesantren one product dalam tahap pendampingannya bisa dilakukan mulai dari penerapan teknologi, sertifikasi dan pembangunan sistem logistik terpadu, dan cold storage akan membuat petani mendapatkan hasil optimal baik on farm atau off farm," sambung Airlangga.
Strategi lain untuk meningkatkan pertanian yakni holtikultura berorientasi ekspor yang menurutnya terbukti meningkatkan pendapatan petani. Nantinya ada peran mitra yang akan menjadi off taker dan menyediakan bibit unggul, serta melakukan pendampingan sampai ke proses pengemasan.
"Pemerintah memberikan insentif fiskal dan kemudahan ekspor sehingga daya saing produk holtikultura meningkat. Apalagi Indonesia punya makanan eksotik yang tidak dimiliki negara lain dan permintaannya sedang meningkat," ujarnya.
Ketua Komite Penanganan COVID‑19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) ini menjelaskan sektor pangan menjadi salah satu yang tahan banting dan tetap tumbuh selama pandemi Covid-19 terjadi. Pada momentum pemulihan tahun ini, sektor pertanian juga tetap tumbuh dengan kontribusinya 2,95% dari PDB di kuartal I-2021 dan 1,75% pada 2020.
"Ekonomi Indonesia yang mulai membaik merupakan dampak upaya yang dilakukan dari sisi penanganan ekonomi dan penanganan Covid-19 yang diibaratkan gas dan rem. Dari sisi lapangan usaha 64,5% ekonomi Indonesia berasal dari sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Dari semuanya hanya pertanian yang tetap tangguh," kata Airlangga.
Airlangga juga menegaskan momentum pemulihan ekonomi ini perlu dijaga, karena pandemi memunculkan sisi kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan masalah ketahanan pangan. Ancaman ini menurutnya perlu diantisipasi melalui program sektor pertanian untuk ketahanan pangan, serta peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan.