REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pasukan Afghanistan pada Senin (2/7) mengklaim telah membunuh 455 militan Taliban dalam operasi kontra-terorisme.
Mereka tewas dalam operasi yang digelar Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan di provinsi Nangarhar, Paktia, Paktika, Logar, Kandahar, Herat, Faryab, Jowzjan, Balkh, Samangan, Helmand, Takhar, Kunduz dan Baghlan dan Kapisa selama 24 jam terakhir, menurut Kementerian Pertahanan.
Bentrokan antara pasukan Taliban dan Afghanistan meningkat setelah pasukan asing menarik diri dari negara yang dilanda perang itu. Taliban sekarang berusaha merebut ibu kota provinsi seperti Herat dan Lashkargah, setelah mengambil distrik yang lebih kecil dalam beberapa minggu terakhir.
Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam serangkaian cuitan bahwa banyak pasukan keamanan telah menyerah kepada kelompok itu. Dia juga menuduh pasukan pemerintah membunuh warga sipil dalam serangan udara di sejumlah tempat.
Taliban juga mengumumkan mereka merebut distrik Kamdesh di provinsi Nuristan timur yang dihancurkan oleh banjir bandang yang mematikan, menewaskan hampir 100 orang minggu lalu.
Pejabat provinsi Kunar mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pertempuran telah membuat lebih dari 50.000 keluarga mengungsi.
“Orang-orang pindah dari daerah yang dikuasai Taliban karena pelecehan oleh anggota kelompok ini,” kata Wasefiullah Wasefi, wakil gubernur Kunar.
Lonjakan serangan Taliban juga sangat mempengaruhi anak-anak yang sekolah. Kementerian Pendidikan Afghanistan mengatakan setidaknya 176 sekolah telah hancur dalam bentrokan sejak pertengahan April ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan kebijakan keluar dari Afghanistan.