Selasa 03 Aug 2021 14:37 WIB

Greysia Polii: Pak Erick Thohir Selalu Bilang Jangan Nyerah

Erick Thohir ternyata menjadi pendorong semangat Greysia Polii tak pantang menyerah.

 Peraih medali emas Greysia Polii, kiri, dan Apriyani Rahayu merayakan saat upacara perebutan medali emas ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020, Senin, 2 Agustus 2021, di Tokyo, Jepang.
Foto: AP/Markus Schreiber
Peraih medali emas Greysia Polii, kiri, dan Apriyani Rahayu merayakan saat upacara perebutan medali emas ganda putri pada Olimpiade Musim Panas 2020, Senin, 2 Agustus 2021, di Tokyo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah sumringah terlihat antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ketika saling menyapa dengan pasangan ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, yang berhasil meraih mendali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Dalam tayangan sebuah video, Menteri BUMN mengungkapan rasa senangnya karena kedua pasangan tim bulu tangkis itu mampu lenajutkan tradisi emas dalam Olimpiade.

"Halo Greysia, saya terharu dari perjuangan tahun 2021 pada grand final. Kalian mampu melawati tatangan," kata Menteri BUMN Erick Thohir seperti yang dikutip, Senin (2/7/8).

photo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Sementara, Greysia dan Apriyani terlihat begitu senang dan menujukan mendali emas itu kepada Menteri BUMN. Ternyata, Erick Thohir punya andil dalam hal ini.

Selama ini Erick yang selalu menyemangati Greysia Polii ketika gagal di sebuah turnamen. Terlebih, Erick merupakan chef de mission Tim Indonesia di London, dimana Greysia juga ikut di Olimpiade London, namun gagal mendapakan emas.

"Makasih, Pak. Bapak yang selalu bilang sama saya jangan menyerah," ujar Greysia Polii kepada Erick Thohir.

Greysia juga mengungkit kenangannya ketika Erick yang selalu menyemangati dirinya ketika gagal menoreh prestasi. "Bapak waktu 2012 selalu bilang sama saya, maju untuk 2016. Ketika 2016, waktu itu bapak juga yang bilang sama saya 'jangan berhenti dulu Greys, 2020 masih ada," kata Greys.

Erick pun langsung menyanbut dengan bertepuk tangan dengan senyum mengembang ketika Greysia mengungkapkan itu. "Dan ini, Pak, hadiahnya buat Bapak," ujar Greysia sambil mengangkat medali emasnya.

Erick pun lantas menyela dan memuji permainan Greys selama bertanding dan berhasil mengalahkan lawannya dari negeri Tirai Bambu. "Luar biasa permainnya. Top. Top. Selamat. Sampai ketemu di Jakarta. Nanti kita kasih hadiah," ujar Erick Thohir.

Greysia-Apriyani meraih mahkota juara ajang paling bergengsi sejagad itu setelah mengalahkan pasangan China Chen Qing Chen lewat kemenangan straight game 21-19, 21-15 di lapangan 1 Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang. Greysia-Apriyani bukan hanya menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo, tetapi juga mencetak sejarah baru bagi dunia bulu tangkis di tanah air sebagai ganda putri pertama yang meraih emas di Olimpiade.

Perjalanan Greysia Polii

Wanita kelahiran Jakarta pada 11 Agustus 1987 ternyata merupakan anak dari pasangan berdarah Minahasa, Willy Polii dan Evie Pakasi. Greysia yang akrab disapa Greys itu tinggal di Jakarta hingga ayahnya meninggal dunia saat ia berusia dua tahun. Greys kemudian pindah ke Manado dan menghabiskan masa kecilnya di sana.

Di Manado, Grey ternyata mulai tertarik untuk bermain bulu tangkis akibat pengaruh dari sang kakak, Deyana Lomban, yang juga mantan atlet ganda putri bulu tangkis Indonesia. Bakat bulu tangkis Greysia mulai terlihat ketika ia berusia enam tahun. Pada 1995, Greys beserta dan ibunya pindah ke Jakarta untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan bermain bulu tangkis yang lebih baik. Greysia pun bergabung dengan klub bulu tangkis PB Jaya Raya Jakarta.

Seiring dengan bakatnya yang terus berkembang, Greys akhirnya bergabung dengan tim nasional Indonesia pada 2003 sebagai pemain ganda putri, dan memulai debutnya bersama Jo Novita di Piala Uber 2004. Kemudian pada 2008, karena usia Jo yang tak lagi muda, Greys berganti pasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Namun, pasangan tersebut belum menunjukkan prestasi. Greys pun lagi-lagi berganti pasangan dengan Meiliana Jauhari, dan lewat berbagai gelar juara, mereka masuk dalam peringkat 10 besar dunia.

photo
Peraih medali emas Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu (kanan) bereaksi selama upacara pemberian penghargaan Bulutangkis Ganda Putri di Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Chofu, Tokyo, Jepang, 02 Agustus 2021. - (EPA-EFE/MAST IRHAM)

Karena menunjukan prestasi yang gemilang, Greys pun lantas dipercaya sebagai wakil Indonesia dalam perhelatan Olimpiade London 2012 dan bergabung di grup C bersama Korea Selatan, Australia dan Afrika Selatan. Selanjutnya, pada Mei 2013, Greys kembali dipasangkan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Berbeda dengan percobaan pertama, kali ini mereka tampil lebih baik dan mencatat sejumlah prestasi.

Pasangan itu bahkan meraih medali emas di nomor ganda putri perorangan dalam ajang Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Korea Selatan. Greysia/Nitya pun mendapat kepercayaan untuk mewakili Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Mereka pun keluar sebagai juara grup C setelah meraih kemenangan penuh atas tim Malaysia, Inggris dan Hong Kong. Namun sayang, mereka kemudian dijegal pasangan China Tang Yuanting/Yu Yang pada laga perempat final. Mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement