REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan volume transaksi digital melalui BRImo sebesar Rp 142,9 triliun pada kuartal pertama 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 515,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
EVP For Application Management & Operation BRI I Nyoman Sugiriyasa mengatakan masa pandemi tidak menurunkan jumlah transaksi secara digital. “Pertumbuhan transaksi BRImo sangat cepat, jadi kita tumbuhnya triple digita. Jika dibandingkan kuartal satu 2020 dan kuartal satu 2021 tumbuhnya 400 sampai 500 persen dari sisi transaction number dan dari sisi nominal tumbuhnya 500 persen,” ujarnya saat Webinar Membangun Ekosistem Sistem Pembayaran Digital Menyongsong BI FAST yang diselenggarakan Infobank dan Anabatic, Selasa (3/8).
Nyoman menjelaskan pada Juli 2021, total transaksi digital BRI mencapai Rp 100 triliun per bulan. Menurutnya tren pertumbuhan transaksi digital serupa dengan tren pada 2019 ke 2020.
“Tren pertumbuhan transaksi digital akan terus naik dalam beberapa tahun ke depan. Fenomenanya sama juga yang terjadi pada tahun sebelumnya, saya rasa beberapa tahun ke depan akselerasinya akan sama,” jelasnya.
Nyoman menyebut saat ini perseroan sedang berenovasi ke arah digital karena platform-platform digital bermunculan, terlebih saat pandemi, sehingga sistem pembayaran digital yang murah, cepat, dan aman semakin dirasakan manfaatnya buat masyarakat.
"Financial services juga sangat cepat berubah, masyarakat sudah mulai mengurangi transaksi dengan uang tunai, yang tidak kalah pentingnya digital payment yang mulai sangat pesat. Menariknya, digital platform mulai meningkatkan servicenya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan super apps," ungkapnya.
Melihat potensi transaksi digital semakin meluas, Bank Indonesia berencana meluncurkan BI Fast Payment atau BI FAST pada akhir tahun ini. Terkait hal tersebut, PT Anabatic Technologies Tbk (Anabatic) telah menyiapkan solusi untuk membantu perbankan secara teknologi bernama Digital X’formation Platform/DXP.