REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan ganda putri cabang olahraga badminton, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil meraih emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya tidak hanya meraih emas pertama bagi Indonesia tapi juga mencetak sejarah sebagai emas pertama dari nomor tersebut.
Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoeno mengakui tak memprediksi keduanya bisa meraih medali emas. Dia mengakui sempat khawatir karena keduanya masuk dalam grup neraka.
"Saya lihat di drawing itu grup neraka, karena ketemunya pasangan Jepang yang kuat. Terbukti ketika bertemu di gim ketiga menang tipis di set pertama, kalah jauh di set kedua, kebayang kalau set pertama kalah itu bisa berbahaya," kata Imelda dalam konferensi pers daring, Selasa (3/8).
Beruntung, Greysia dan Apri dapat menyapu bersih babak grup dengan kemenangan beruntun dari sejak babak grup menghadapi wakil Malaysia, Britania Raya dan Jepang. Di babak perempat final dan semi final pun Greysia dan Apri harus menghadapi kesulitan melawan Cina dan Korea.
"Pemain Korea dan Cina ini kuat-kuat, tapi saya tidak mengecilkan pemain saya, karena di Olimpiade banyak hal yang tidak dapat diprediksi, bahkan Kento Momota dan Kevin-Gideon saja kalah di babak awal," kata Imelda.
Imelda terus memantau perkembangan pemainnya dan rutin berkomunikasi dengan keduanya. Dia memberikan pesan pada keduanya untuk tetap berjuang di detik akhir.
"Saya bilang pada mereka semua bisa terjadi, yang penting jangan menyerah, jangan kalah. Kalau terus berjuang belum kalah, tidak ada yang mustahil," kata Imelda.