PMI Yogyakarta Tambah Lima Mesin Plasma Konvalesen
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas melakukan tranfusi plasma darah konvalesen penyintas COVID-19. | Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta menambah lima mesin plasma konvalesen. Pengurus Harian PMI Kota Yogyakarta, Lilik Kurniawan mengatakan, penambahan alat ini dilakukan melihat tingginya permintaan plasma konvalesen.
Ia menyebut, pihaknya menerima puluhan permintaan plasma konvalesen per harinya. Sementara, PMI Kota Yogyakarta sendiri hanya dapat memproduksi 11 hingga 13 kantong plasma per hari.
"Penambahan mesin plasma konvalesen untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Sampai saat ini PMI Kota Yogyakarta rata-rata baru bisa memproduksi sekitar 11 hingga 13 kantong plasma dalam sehari," kata Lilik di Kota Yogyakarta, Selasa (3/8).
Permintaan plasma konvalesen, katanya, tidak hanya berasal dari rumah sakit yang ada di Kota Yogyakarta. Namun, juga berasal dari kabupaten lainnya yang ada di DIY.
Bahkan, pihaknya juga menerima permintaan dari daerah lain seperti Jawa Tengah. Mulai dari rumah sakit yang ada di Magelang, Klaten, Solo, hingga Semarang.
Sehingga, penambahan mesin pun perlu dilakukan agar permintaan plasma konvalesen ini terpenuhi. Mengingat, saat ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga masih terus meningkat dengan angka yang signifikan per harinya.
Lilik pun menjelaskan, untuk proses donor plasma konvalesen ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Pendonor, kata Lilik, diutamakan laki-laki yang pernah terpapar Covid-19 dengan berat badan minimal 55 kilogram.
"Diutamakan calon pendonor adalah laki-laki berusia 18-60 tahun dengan berat badan minimal 55 kilogram. Jika perempuan, belum pernah hamil atau melahirkan," ujarnya.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, melalui donor plasma konvalesen ini diharapkan dapat menjadi semangat bagi pasien Covid-19. Sehingga, angka kesembuhan pun dapat terus meningkat khususnya di Kota Yogyakarta.
Saat ini, Heroe menilai sudah semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian terhadap donor plasma konvalesen. Ia pun berharap agar kesadaran masyarakat tinggi untuk menjadi pendonor.
"Kami akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen ini. Bisa menjadi pendonor tentu juga bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas," ujar Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut.