Hotel Mutiara Diharapkan Segera Dioperasikan Jadi RS Darurat
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Imbas Pandemi Corona Perhotelan. Deretan hotel di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, Senin (6/4) | Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, berharap agar Hotel Mutiara I dan II dapat segera dioperasikan sebagai rumah sakit darurat penanganan Covid-19. Saat ini, proses pengerjaan masih berjalan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR.
"Yang mengerjakan dari Kementerian PUPR, harus secepat mungkin (dioperasikan), dari pusat sudah diproses," kata Sultan di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (3/8).
Sultan menyebut, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PLN terkait dengan pasokan listrik untuk mendukung operasional dua hotel tersebut sebagai rumah sakit darurat. Pasalnya, sebelumnya pasokan listrik sempat diputus.
"Saya baru tanda tangan untuk PLN, (listrik) diputus dulu sama PLN, sekarang saya suruh nyambung (kembali)," ujarnya.
Penambahan rumah sakit darurat ini dilakukan mengingat penambahan kasus harian Covid-19 yang masih terus meningkat di DIY. Pasalnya, penambahan kasus harian masih di atas seribu kasus dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, DPRD DIY mendukung dijadikannya Hotel Mutiara I dan II sebagai rumah sakit darurat. Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan, hotel ini harus dioptimalkan untuk kondisi darurat seperti saat ini di DIY.
Pasalnya, sebelumnya hotel tersebut diperuntukkan sebagai sentra UMKM di DIY. Namun, hingga saat ini pemanfaatan hotel tersebut masih belum dilakukan oleh Pemda DIY.
"Hotel Mutiara kalau bisa dioptimalkan silakan dipakai dulu (untuk penanganan Covid-19), untuk UMKM masih nanti. Sekarang kita lagi kondisi darurat, yang darurat dulu saja yang kita bereskan, nanti setelah membaik kita sesuaikan dengan perencanaan semula. Sekarang dari pada gedung ini tidak terpakai, pakai sekarang (untuk jadi RS darurat)," kata Huda.
Pemda DIY bersama pemerintah pusat sebelumnya sudah merencanakan beberapa tempat untuk dijadikan sebagai rumah sakit darurat. Mulai dari Wisma Kagama, rumah susun ASN BBWS hingga Rumah Sakit Medika Respati.
Menurut Huda, DIY membutuhkan fasilitas yang besar untuk penanganan Covid-19 mengingat saat ini penyebaran Covid-19 yang masih tinggi. Sehingga, fasilitas-fasilitas yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk penanganan Covid-19 harus dioptimalkan.
"Pak Gubernur (DIY) sudah mengeluarkan Ingub tentang tempat-tempat untuk dijadikan RS darurat. Wisma Kagama dan kemudian beberapa tempat lain termasuk RS Medika Respati dan termasuk nantinya juga Hotel Mutiara," ujarnya.