REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Situasi antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak pekan lalu yang dioperasikan Israel di lepas pantai Oman, yang dituduh Tel Aviv dilakukan oleh Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin dengan tegas membantah bertanggung jawab atas serangan itu, dan berjanji untuk menanggapi dengan "cepat dan tegas" jika ada aksi militer dari Israel.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah pejabat tinggi Israel memperingatkan "tanggapan tegas" terhadap serangan tersebut, yang merenggut dua nyawa warga AS dan Inggris.
"Iran tidak ragu-ragu dalam melindungi keamanan dan kepentingan nasionalnya dan akan segera menanggapi setiap manuver yang mungkin terjadi," kata juru bicara Kemlu Iran Saeed Khatibzadeh.
Khatibzadeh menyebut tuduhan yang dilontarkan AS dan Inggris terhadap Iran sebagai "kontradiksi, salah, dan provokatif".
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Iran adalah “pembela pengiriman yang aman di Teluk Persia dan perairan internasional” dan “selalu siap untuk bekerja sama dalam memberikan keamanan maritim ke negara-negara di kawasan itu”.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab pada Minggu mengatakan serangan itu "disengaja, ditargetkan, dan jelas merupakan pelanggaran hukum internasional", otoritas Inggris menuduh Iran melakukannya dengan menggunakan satu atau lebih drone.
Menyusul pernyataan Raab, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan dia “yakin” bahwa itu dilakukan oleh Iran “menggunakan UAV peledak satu arah”.
Blinken mengatakan Washington "bekerja dengan mitra" pada "tanggapan yang tepat" terhadap serangan itu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Teheran "mencoba untuk mengelak dari tanggung jawab" atas serangan itu, sementara menteri luar negerinya mengatakan serangan itu pantas mendapat "tanggapan tegas".
Ada juga laporan di media Israel yang menunjukkan bahwa Washington dan London telah memberikan "sinyal hijau" kepada Tel Aviv untuk melakukan "tanggapan" terhadap serangan itu.
Laporan itu mengatakan pejabat pemerintah Israel saat ini sedang mendiskusikan bagaimana dan kapan harus menanggapi, dengan kemungkinan bahwa pelabuhan atau kapal militer Iran dapat menjadi sasaran serangan.
Insiden itu terjadi beberapa hari menjelang transisi kekuasaan di Iran, di mana pemerintahan reformis yang dipimpin Hassan Rouhani mengakhiri 8 tahun kekuasaannya, dan mantan kepala kehakiman dan konservatif tinggi Ebrahim Raeisi mengambil alih pemerintah sebagai presiden baru.