Selasa 03 Aug 2021 16:29 WIB

Menkop Sebut 13,7 Juta UMKM Telah Masuk Platform Digital

Saat ini yang diperlukan UMKM yakni pendampingan dan literasi digital.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja menunjukan berbagai produk UMKM yang dipasarkan secara daring atau digital di Pusaka Sauvenir, Peunayong, Banda Aceh, Aceh, Minggu (25/7/2021). Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan hingga bulan Juni 2021 sebanyak 6,5 juta pelaku usaha dan pemasaran produk UMKM telah beralih ke ekosistem digital sebagai upaya adaptasi dengan kondisi pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA / Irwansyah Putra
Pekerja menunjukan berbagai produk UMKM yang dipasarkan secara daring atau digital di Pusaka Sauvenir, Peunayong, Banda Aceh, Aceh, Minggu (25/7/2021). Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan hingga bulan Juni 2021 sebanyak 6,5 juta pelaku usaha dan pemasaran produk UMKM telah beralih ke ekosistem digital sebagai upaya adaptasi dengan kondisi pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan, saat ini sekitar 13,7 juta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah masuk ke platform digital. Pemerintah pun menargetkan, 30 juta UMKM bergabung ke ekosistem digital pada 2024.

Berbagai upaya pun dilakukan guna mewujudkan target tersebut. "Pemerintah sendiri sekarang kembangkan pengadaan barang dan jasa lewat e-katalog pasar digital, pengadaan barang BUMN ke depan juga  akan semakin besar. Jadi oportuniti bagi pasar produk UMKM sangat besar," ujar Teten dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/8).

Menurutnya, saat ini yang diperlukan UMKM yakni pendampingan dan literasi digital. Dengan begitu, pelaku usaha di Tanah Air memiliki daya saing dan kapasitas produksi. "Sebab nggak semua usaha mikro bisa jualan di e-commerce nasional, apalagi global. Saya kira platform-platform khusus dengan captive market tertentu dengan UMKM-UMKM kecil," tuturnya.

Teten mengatakan, transformasi digital dan aspek PMSE merupakan salah satu perhatian utama Presiden Joko Widodo. Presiden memiliki harapan agar infrastruktur internet yang telah dibangun dengan dana rakyat, dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia dan UMKM. 

“Terjadinya praktik perdagangan yang tidak sehat lewat sistem cross-border di platform e-commerce yang mengancam kelangsungan UMKM di dalam negeri. Ini menjadi perhatian utama  yang ditugaskan kepada saya diselesaikan agar tidak merugikan UMKM lokal,” katanya pada kesempatan serupa.

Maka, ia mengapresiasi platform e-commerce Lazada yang berkomitmen menutup akses cross-border sejumlah produk impor  melalui Gerakan AKAR Indonesia. “Dalam diskusi terdahulu bersama Chun Li (CEO Group Lazada), telah menyampaikan komitmennya menutup akses impor produk klaster industri tekstil dan fesyen, kuliner, kerajinan ke Indonesia. Langkah yang diambil Lazada yang menunjukkan keberpihakan Lazada dalam mengembangkan UMKM Indonesia," ujar dia. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement