Selasa 03 Aug 2021 16:49 WIB

Pasien RS Covid Bantul Kabur Ditemukan Meninggal di Kolam

Pasien diduga ingin melarikan diri karena sering ingin melepas alat medisnya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Seorang pasien Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro Kabupaten Bantul yang diduga hendak melarikan diri ditemukan meninggal dunia. Ia ditemukan meninggal di kolam ikan yang bersebelahan dengan fasilitas kesehatan tersebut.

"Tadi pagi saya mendapatkan laporan di grup dari dokter jaga bahwa ada pasien yang tidak ada di bed. Sudah dicari ke mana-mana tetapi tidak ditemukan pasien tersebut ada di mana," kata Kepala RS Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro Bantul Tarsisius Glory di Bantul, Selasa (3/8).

Baca Juga

Akan tetapi, ketika dalam perjalanan menuju RS Lapangan Covid-19 dirinya mendapat informasi melalui sambungan telepon pihak RS melaporkan ada penemuan mayat di kolam ikan milik Lusiana Sarjilah pada pukul 07.30 WIB.

"Kemudian saya sampaikan jangan ambil tindakan apa pun. Siapkan tim evakuasi dari RSLKC semua. Langsung saya hubungi Kapolsek Bambanglipuro memberitahu kejadian-kejadian ini supaya segera diturunkan tim inafis untuk membantu kami mengidentifikasi di lapangan," katanya.

Berdasarkan hasil identifikasi kepolisian dengan disaksikan pihak terkait, mayat yang ditemukan tersebut yaitu Agus Riyadi kelahiran 18 Juli 1980. Ia tercatat sebagai warga Demi Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul atau pasien RS Covid-19 yang sebelumnya tidak ada di tempat tidur.

"Jadi memang saya sudah dapat laporan dari RSLKC Bantul bahwa sejak semalam merawat Bapak AR (Agus Riyadi) di rumah sakit lapangan dan kesimpulan saat olah TKP tadi sudah dihadiri Pak Kapolsek Bambanglipuro dan semua tim," katanya.

Pasien tersebut awalnya merupakan pasien Covid-19 yang sebelumnya dirawat di selter isolasi Niten. Namun ia dirujuk ke RS Lapangan Covid-19 pada Senin (2/8) karena mengalami gejala sesak nafas sehingga butuh perawatan intensif dengan bantuan oksigen.

"Pasien ini dinyatakan terkonfirmasi positif pada 30 Juli dan diasesmen puskesmas cukup diisolasi di selter kabupaten. Masuk Niten tanggal 31 Juli dan ternyata di sana pasien ditemukan sesak nafas dan langsung dimasukkan ke ruang isolasi," papar Glory.

Dugaan sementara pasien hendak melarikan diri atau meninggalkan Rumah Sakit Lapangan karena depresi. Ini mengingat saat dirawat di RS Lapangan ada laporan dari dokter bahwa pasien sering ingin melepas alat yang terpasang di tubuhnya karena merasa tidak apa-apa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement