REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aktris kenamaan Amerika Serikat (AS) Sharon Stone mengatakan, dirinya merasa terancam di kehidupan kerjanya menyoal vaksinasi terhadap proses syuting terbarunya. Menurut pemeran di "Basic Instinct" tersebut, saat ini semua tampak tidak berjalan baik setelah adanya ancaman.
"Maksud saya, saya kehilangan asuransi pribadi saya setelah 43 tahun dalam bisnis karena Covid. Anda tahu, saya tidak benar-benar berpikir itu masuk akal bagi kita semua," ujar dia dikutip Fox News, Selasa (3/8).
Dia menambahkan, dirinya tidak akan bekerja hingga semua set dan kru filmnya mendapat vaksinasi dan perawatan. Kendati demikian, dirinya mengaku akan tetap membela hak yang dituntutnya.
"Mengapa? Karena itu konyol bahwa kita harus pergi bekerja di tempat yang tidak aman untuk bekerja. Apakah saya akan kehilangan pekerjaan jika semua orang tidak divaksinasi di acara saya?," jelasnya.
Sebagai pihak yang mencalonkan diri di oposisi Keanggotaan Pertama Matthew Modine, dirinya mencatat bahwa kandidat lain yang serupa dengannya juga merasakan hal yang sama. Tak sampai di sana, aktris yang mencalonkan diri sebagai dewan direksi nasional SAG-AFTRA, dan menjadikan asuransi kesehatan sebagai prioritas utama kampanyenya, Stone mengaku juga kehilangan asuransi kesehatannya melalui serikat pekerja.
Sebelumnya, dalam keterangan pers SAG-AFTRA, vaksinasi Covid-19 disebut memang masih opsional untuk proyek film dan televisi. Namun, dicatat bahwa mereka yang tidak divaksinasi dapat dikenakan peraturan dan hak yang berbeda. Hal ini menjadikan vaksinasi wajib untuk dijalankan.
"Produser juga akan memiliki opsi untuk menerapkan kebijakan vaksinasi wajib untuk pemain dan kru di Zona A berdasarkan produksi demi produksi," bunyi siaran pers itu.