Selasa 03 Aug 2021 19:42 WIB

Studi: 700 Ribu Kasus Kanker Dikaitkan dengan Alkohol

Studi sebut lebih dari 700 ribu kasus kanker pada 2020 terkait konsumsi alkohol.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Studi sebut lebih dari 700 ribu kasus kanker pada 2020 terkait konsumsi alkohol.
Foto: www.freepik.com.
Studi sebut lebih dari 700 ribu kasus kanker pada 2020 terkait konsumsi alkohol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter memberi peringatan atas hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara minum alkohol dan kanker. Lebih dari 700 ribu kasus kanker baru dikaitkan dengan konsumsi alkohol pada 2020, saat banyak orang Amerika melaporkan minum lebih banyak alhokol.

Penelitian yang diterbitkan dalam Lancet Oncology edisi 13 Juli menemukan bahwa lebih dari 4 pesen dari semua kasus kanker baru pada 2020 disebabkan konsumsi alkohol. Sementara sebagian besar kanker terkait dengan penggunaan alkohol itu terjadi pada orang yang minum lebih dari dua gelas sehari, tetapi lebih dari 100 ribu kasus di seluruh dunia terjadi pada orang yang rata-rata minum kurang dari takaran itu.

Baca Juga

“Alkohol adalah iritan. Ini mengiritasi lapisan mulut, tenggorokan, perut. Saat tubuh kita mencoba untuk sembuh, kadang-kadang sembuh dengan cara yang tidak normal yang dapat menyebabkan awal dari kanker,” kata seorang ahli onkologi di Northwestern Medicine, dr. David Odell dilansir CBS News, Selasa (3/8).

Tiga perempat kanker terkait alkohol didiagnosis pada pria. Sebagian besar kasus tersebut adalah kanker hati dan kerongkongan. Kanker payudara paling sering terjadi pada wanita.

Temuan baru ini muncul saat konsumsi alkohol melonjak selama pandemi. Hampir dua per tiga orang Amerika yang disurvei tahun lalu mengatakan konsumsi minum alkohol mereka meningkat.

"Bagi banyak orang yang menggunakan alkohol untuk mengatasi sesuatu, begitu pandemi melanda, kebiasaan minum mereka meningkat secara signifikan," ujar seorang psikolog yang menjalankan program perawatan kecanduan di New York, Sarah Church.

Dia mengatakan orang-orang yang mencari bantuan, termasuk mereka yang tidak minum banyak sebelum pandemi. Diperkirakan ada jeda 10 tahun antara minum dan didiagnosis menderita kanker terkait alkohol, jadi dokter mengatakan dampak pandemi tidak terlalu jelas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement