Selasa 03 Aug 2021 20:01 WIB

Stok Kosong Vaksin di Tengah Target 1,2 Juta Dosis per Hari

Beberapa daerah melaporkan kekurangan stok vaksin Covid-19.

Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/8). Cakupan vaksinasi di Indonesia baru mencapai 22 persen target, sejumlah daerah bahkan melaporkan kekosongan stok vaksin.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/8). Cakupan vaksinasi di Indonesia baru mencapai 22 persen target, sejumlah daerah bahkan melaporkan kekosongan stok vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji P, Wilda Fizriyani, Dadang Kurnia, Rr Laeny Sulistyawati, Antara

Sejumlah daerah melaporkan kesulitan mendapatkan jatah vaksin Covid-19. Akibatnya, program vaksin terpaksa ditunda termasuk pemberian dosis kedua vaksinasi.

Baca Juga

Salah satu daerah yang mengalami kekosongan adalah Kabupaten Pangandaran. Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, menyatakan stok vaksin Covid-19 di daerahnya sudah kosong. Padahal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi.

Jeje mengaku sudah berupaya meminta distribusi vaksin Covid-19 ke berbagai saluran. Namun, hingga kini belum ada lagi distribusi vaksin ke Kabupaten Pangandaran.

"Saya sudah ke Menkes, ke Bu Susi (Pudjiastuti), berbagai saluran. TNI-Polri. Tapi tak ada," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/8).

Ia menjelaskan, Pemkab Pangandaran sebenarnya sudah merancang program untuk menggencarkan vaksinasi di wilayah destinasi wisata. Sebab, destinasi wisata menjadi tempat berkumpulnya banyak orang ketika beroperasi.

"Selain penerapan prokes, kita ingin memperbanyak vaksinasi di daerah wisata. Jadi kita tenang kalau wisata nanti dibuka," kata dia.

Menurut Jeje, program vaksinasi di destinasi wisata itu sudah dirancang dengan matang. Petugas vaksinator juga sudah siap melakukan vaksinasi di destinasi wisata. Ditargetkan, dalam satu hari akan ada sekitar 1.000 masyarakat di wilayah destinasi wisata yang akan menjalani vaksinasi.

Namun, program itu urung terlaksana lantaran stok vaksin tak ada. "Persoalannya tak ada vaksin," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Pangandaran, Yadi Sukmayadi mengatakan, stok vaksin yang ada sudah dialokasikan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama kepada masyarakat. "Kendalanya sekarang, ketika vaksin dihabiskan untuk dosis pertama, dan sudah ada jadwal untuk vaksinasi dosis kedua, vaksinnya belum ada lagi," kata dia saat dihubungi Republika.

Ia mengatakan, saat ini di sejumlah puskesmas sedang melakukan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat. Namun, stok vaksin yang ada saat ini diperkirakan hanya mencukupi pelaksanaan vaksinasi hingga Rabu. Pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat ini pun menggunakan vaksin bantuan dari Polres Ciamis.

Setelah Rabu, menurut dia, apabila distribusi vaksin yang baru belum juga sampai, dikhawatirkan akan terjadi gejolak di kalangan masyarakat. Dampaknya, petugas di lapangan berpotensi menjadi sasaran.

Sedangkan di Banyuwangi, sebanyak 70,65 persen pasien Covid-19 di Banyuwangi belum mendapatkan vaksin. Sementara untuk 15,88 persen mendapat vaksin dosis satu dan 13,47 persen telah mendapat dosis kedua.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menilai, vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi dinilai cukup efektif dalam menekan angka konfirmasi positif. Sebab itu, dia sangat menaruh harapan terhadap program vaksinasi yang masih berjalan.

Di Banyuwangi, pasien Covid-19 yang meninggal, sebanyak 93 persen belum mendapatkan vaksin. Kemudian enam persen sudah mendapat dosis pertama dan satu persen telah mendapat dosis kedua. Sebagian besar yang meninggal karena memiliki komorbid seperti diabetes dan hipertensi.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono, mengatakan pekan ini, Dinkes Banyuwangi akan menerima vaksin untuk dosis dua secara bertahap. Vaksin-vaksin tersebut antara lain 2.430 vial AstraZeneca dan 630 vial Sinovac. Satu vial biasanya terdiri atas 10 dosis.

Di Jawa Timur, sejumlah daerah mengalami keterlambatan vaksinasi dosis kedua. Ketua Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Herlin Ferliana menjelaskan, keterlambatan karena jumlah vaksin yang datangnya dari Kemenkes jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan.

Herlin memastikan, setiap ada distribusi vaksin ke Jatim, pihaknya akan langsung mengirimkan ke kabupaten/kota untuk percepatan vaksinasi Covid-19. Pihaknya mengimbau dinas kesehatan dan semua pelaksana vaksinasi memprioritaskan terlebih dahulu untuk sasaran dosis kedua.

"Sedangkan untuk sasaran dosis pertama bersabar menunggu vaksin berikutnya yang Insya Allah bulan Agustus ini datang lebih banyak," kata Herlin.

Vaksinasi Jatim per 1 Agustus 2021 untuk dosis pertama sebanyak 7.630.509 orang. Sementara yang sudah mendapat dosis kedua baru 3.170.860 orang. Padahal, total sasaran vaksinasi Jatim mencapai 31.826.206 orang. Artinya capaian saat ini masih jauh dari target.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengakui, upaya Pemkot Surabaya mencapai target kekebalan kelompok terkendala stok vaksin yang terbatas. Bahkan, kata dia, hingga Senin (2/8), ketersediaan vaksin di Surabaya masih kosong, terutama jenis Sinovac.

“Stoknya habis, kita masih menunggu dari pusat. Kita belum bisa melakukan vaksinasi dosis kedua karena memang stok vaksinnya kosong,” kata Febria.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement