REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengemukakan, angka kasus penularan di delapan provinsi menunjukkan tren penurunan dalam dua pekan berturut-turut. Kondisi ini menjadi pencapaian positif yang harus terus dipertahankan.
"Adanya penurunan kasus dan penurunan positivity rates ini menunjukkan terjadinya penurunan penularan di tengah masyarakat," kata Wiku Adisasmito dalam laporan perkembangan penanganan COVID-19 yang dipantau secara virtual dari YouTube BNPBdi Jakarta, Selasa (3/8) sore.
Delapan provinsi yang dimaksud adalah Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Maluku dan Maluku Utara. Wiku mengatakan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 pada 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 telah membawa perbaikan situasi pandemi di sejumlah daerah. Salah satu indikatornya, kata Wiku, seperti penurunan jumlah kasus harian, penurunan pemanfaatan tempat tidur perawatan pasien di rumah sakit dan meningkatnya angka kesembuhan pasien COVID-19.
"Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang masa pemberlakuan PPKMLevel 4 terhitung mulai 3 Agustus hingga 9 Agustus 2021," katanya.
Menurut Wiku kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak), upaya 3T (testing, tracing dan treatment) dan vaksinasi. Wiku mengatakan, dalam dua pekan terakhir kasus positif di tingkat nasional telah menunjukkan tren penurunan dari puncak kasus tertinggi
yang berlangsung pada tiga pekan lalu dari 350.273 menjadi 289.029 kemudian kembali turun menjadi 273.891 pasien.
"Hal ini sejalan dengan positivity rate mingguan juga mengalami penurunan dalam dua pekan terakhir, dari yang sebelumnya mencapai 30,72 persen menjadi 27,38 persen dan kembali turun menjadi 25,18 persen," katanya.
Wiku mengapresiasi seluruh masyarakat yang telah bersabar selama empat pekan untuk menaati protokol kesehatan dan tidak berkegiatan di luar rumah jika tidak diperlukan.
"Melihat hasil telaah data, kita dapat optimistis bahwa ke depannya angka kasus positif dan positivity rate dapat terus menurun jika pemerintah daerah terus meningkatkan penanganan di wilayahnya serta masyarakat dapat terus disiplin menjalankan protokol kesehatan," katanya.