REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan belum akan menggelar acara perayaan kemerdekaan pada 17 Agustus. Semuanya masih menunggu perkembangan kasus Covid-19 di Solo.
"Kalau keadaan masih seperti ini maka lomba-lomba dan tirakatan kami tunda dulu," kata dia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (3/8).
Gibran mengatakan, saat ini grafik penambahan kasus Covid-19 di Kota Solo memang mulai landai bahkan cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Meski demikian, kata dia, saat ini kondisi masih belum baik.
"Masih harus menahan diri lagi. Yang dilihat bukan hanya angka hariannya, tetapi juga BOR-nya (tingkat hunian di rumah sakit). Kemarin BOR di ICU masih 84 persen, di ruang isolasi masih 74 persen. Selain itu, angka kematian masih cukup tinggi," katanya.
Selain itu, kata Gibran, berdasarkan aturan pada daerah yang masih berstatus level 4, maka ada beberapa pembatasan yang tidak boleh dilanggar masyarakat.
Sebelumnya, Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak juga melarang kegiatan perayaan pada peringatan 17 Agustus. "Situasinya masih level 4, jadi tidak usah melakukan perlombaan dan tirakatan dulu," katanya.
Meski tidak ada perayaan seperti saat sebelum pandemi Covid-19, kata dia, bukan berarti nasionalisme berkurang. "Nasionalisme tetap ada, hanya tata caranya yang berubah," katanya. Untuk mengantisipasi masyarakat yang membandel, Polresta Surakarta berencana untuk melakukan patroli pada hari-hari menjelang 17 Agustus.