REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akan melakukan evaluasi besar kepada tim Olimpiade Tokyo 2020 meski secara target sudah memenuhi harapan untuk mempertahankan tradisi medali emas. Pernyataan yang diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Rionny Mainaky itu sehubungan dengan gagalnya sejumlah atlet andalan menyumbang medali di Tokyo.
"Kami akan melakukan evaluasi setelah ini. Kalau dilihat pemain andalan ada yang tampil kurang maksimal. Saya paham sekali, ini karena beban dan tekanan yang tidak bisa mereka tangani. Kami akan cari cara mengatasinya," kata Rionny lewat rilis resmi PBSI, Selasa (3/8).
Berdasarkan pengamatannya, Rionny melihat faktor fisik menjadi poin yang harus segera dibenahi. Selain itu, penyiapan atlet-atlet muda untuk regenerasi juga faktor yang tak kalah penting untuk diperhatikan.
Namun yang tak kalah penting ialah rasa bangga dan syukur bahwa timnas bulu tangkis Indonesia akhirnya bisa kembali mendulang prestasi dengan memenangkan dua medali sekaligus. Skuad Garuda berhasil mempertahankan tradisi medali emas lewat raihan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, juga satu medali perunggu dari tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting.
"Ini berkat seluruh doa dan dukungan masyarakat dan semua pihak di PBSI. Dengan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sangat besar," tuturnya.
Rionny juga menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan jawaban dari doa-doa yang terus mereka panjatkan.Menyaksikan laga final di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Rionny mengatakan sempat mengalami ketegangan. Ini dikarenakan Greysia/Apriyani menjadi satu-satunya wakil Merah-Putih di laga final sehingga reputasi bulu tangkis Indonesia benar-benar dipertaruhkan di laga tersebut.
"Saya sempat tegang, wajar sebagai manusia biasa. Tapi kembali lagi, doa benar-benar menguatkan saya. Saya sempat melihat pemanasan mereka, keduanya tampak tegang terutama Apri. Saat masuk lapangan, saya lihat mereka main tenang, akhirnya saya bisa ikut tenang," kata Rionny.