Rabu 04 Aug 2021 06:06 WIB

Oposisi Ingin Akhiri 'Neraka' di Belarusia

Tsikhanouskaya yakin transisi politik damai dapat berlangsung di Belarusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya.
Foto: AP/Mindaugas Kulbis
Pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Oposisi Pemerintah Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan ingin segera mengakhiri 'neraka' pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko. Tsikhanouskaya yakin, transisi politik damai dapat berlangsung di Belarusia.

"Saya jelas meyakini transisi politik tanpa kekerasan, apa yang terjadi di Belarusia adalah rasa sakit kami, kami ingin neraka ini berakhir secepat mungkin di negara kami," kata Tsikhanouskaya, Senin (3/8).

Baca Juga

"Ketika kami cukup mendesak rezim tidak akan ada jalan keluar yang lain, saya sangat yakin Belarusia bisa menjadi kisah sukses transisi kekuasaan dengan damai," tambah mantan guru dan blogger tersebut.

Tsikhanouskaya mengatakan, ia memenangkan pemilihan presiden pada 9 Agustus 2020 lalu. Namun,  Lukashenko yang berkuasa di Belarusia sejak 1994 mengeklaim kemenangan. Tsikhanouskaya pun lari ke Lithuania setelah Lukashenko memberangus pengunjuk rasa yang menentang klaim kemenangannya.  

Pada 2012, Lukashenko pernah mengatakan ia 'diktaktor terakhir di Eropa'. Ia meminta dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin selama unjuk rasa, ia menuduh negara Barat sebagai dalang demonstrasi untuk memicu revolusi.

Ia menyebut, Tsikhanouskaya yang maju dalam pemilihan umum setelah suaminya Sergei dipenjara dan dilarang maju sebagai 'ibu rumah tangga'.

"Ya, Kremlin mendukung Lukashenko tapi sekitar 25 negara mendukung kami," kata Tsikhanouskaya saat ditanya apakah transisi kekuasan damai dalam berlangsung tanpa perubahan sikap dari Kremlin.

Tsikhanouskaya mengatakan, terkejut dengan kematian aktivis Belarusia yang ditemukan gantung diri di Ukraina. Tapi ia tidak ingin berspekulasi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Vitaly Shishov yang tinggal dalam pelarian di Ukraina ditemukan gantung diri di taman dekat rumahnya di Kyiv pada Selasa pagi. Kepolisian Ukraina mengatakan mereka meluncurkan penyelidikan kasus pembunuhan.

Tsikhanouskaya mengatakan, sanksi sektoral terhadap Belarusia dapat mengubah perilaku Lukashenko. "Kami ingin mendapatkan lebih banyak dukungan, lebih banyak tekanan, lebih banyak bantuan, lebih banyak solidaritas," katanya saat ditanya kapan Barat memberlakukan sanksi yang lebih berat pada Belarusia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement