Rabu 04 Aug 2021 09:00 WIB

Turki Tolak Bantuan Israel untuk Padamkan Kebakaran Hutan

Sembilan kebakaran hutan masih terus berkobar di empat provinsi Turki

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Seorang pria menyusuri jalan di desa Sirtkoy yang dilanda kebakaran, dekat Manavgat, Antalya, Turki, Minggu, 1 Agustus 2021. Lebih dari 100 kebakaran hutan telah dikendalikan di Turki, menurut para pejabat. Menteri kehutanan mentweet bahwa lima kebakaran terus berlanjut di tujuan wisata Antalya dan Mugla.
Foto: AP/AP
Seorang pria menyusuri jalan di desa Sirtkoy yang dilanda kebakaran, dekat Manavgat, Antalya, Turki, Minggu, 1 Agustus 2021. Lebih dari 100 kebakaran hutan telah dikendalikan di Turki, menurut para pejabat. Menteri kehutanan mentweet bahwa lima kebakaran terus berlanjut di tujuan wisata Antalya dan Mugla.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah menawarkan bantuan untuk memerangi kebakaran hutan Turki, yang merusak ratusan hektar hutan di 35 provinsi. Tetapi pejabat Turki menolak bantuan tersebut.

Kedutaan Besar Israel di Ankara mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (3/8) bahwa, para pejabat Israel bertemu dengan pejabat Turki beberapa hari yang lalu. Mereka membahas kebakaran hutan dan menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan.

Baca Juga

“Para pejabat Turki mengatakan bahwa situasi di negara itu terkendali dan berterima kasih kepada kami. Israel siap memberikan bantuan jika dibutuhkan dan diminta," ujar pernyataan Kedutaan Besar Israel di Ankara, dilansie Middle East Eye, Rabu (4/8).

Pejabat Turki mengatakan, mereka memadamkan 129 dari 138 kebakaran hutan sejak 28 Juli. Namun, sembilan kebakaran hutan masih terus berkobar di empat provinsi. Penduduk setempat kecewa karena bantuan darurat yang tertunda, dan dukungan udara yang tidak memadai.

Kebakaran tersebut telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai ratusan lainnya. Sebelumnya pada pekan lalu Ankara sempat menolak bantuan dari Yunani dan Uni Eropa. Mereka hanya menerima tawaran dari negara-negara yang dianggap lebih dekat secara politik, seperti Rusia, Ukraina, Azerbaijan, dan Qatar.

Namun di tengah tekanan publik yang tinggi, pejabat Turki mengaktifkan Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa. Spanyol dan Korasia mengerahkan pesawat pemadam kebakaran ke Turki.

Turki mengirim pesawat untuk membantu Israel memerangi kebakaran hutan pada 2016. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ketika itu masih menjabat, berpose di depan pesawat untuk berterima kasih kepada semua negara yang mengirim bantuan.

Turki dan Israel telah melakukan pembicaraan untuk memperbaiki hubungan mereka yang menurun melalui badan-badan intelijen sejak tahun lalu.  Di atas kertas kedua negara memiliki hubungan diplomatik sejak 2016.

Dalam komunikasi langsung pertama setelah bertahun-tahun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Isaac Hertzog untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatan sebagai presiden Israel. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement