REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tiga orang sumber dari keamanan maritim mengatakan pasukan yang diyakini didukung Iran telah menyita sebuah kapal tanker di lepas pantai Teluk Uni Emirat Arab (UEA). Sebelumnya, badan perdagangan maritim Inggris melaporkan 'potensi pembajakan' di daerah tersebut.
Kantor berita Iran, Fars melaporkan juru bicara angkatan bersenjata Iran Abolfazl Shekarchi menyangkal laporan tersebut. Ia mengatakan pembajakan di wilayah Teluk sebagai 'semacam perang psikologis dan untuk menyiapkan panggung untuk petualang baru.'
Dua sumber maritim mengidentifikasi kapal yang disita adalah kapal tanker aspal berbendera Panama, Asphalt Princess. Kapal tersebut disita di Laut Arab saat hendak menuju Selat Hormuz, jalur minyak tersibuk kelima di dunia.
Pada Selasa (4/8) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan khawatir dan mencari tahu tentang insiden maritim di Teluk Oman. Tapi masih terlalu dini untuk membuat keputusan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan mereka 'segera menyelidiki' insiden pada kapal di lepas pantai UEA.
Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan militer AS mempertimbangkan memindahkan setidaknya satu kapal ke dekat Asphalt Princess untuk melihat kapal tersebut lebih dekat. Pejabat itu mengatakan langkah ini tidak biasa dan hanya sebagai pemantauan bukan tindakan militer.
Ketegangan di kawasan meningkat setelah kapal tanker yang dikelola Israel diserang di lepas pantai Oman dan menewaskan dua awaknya. AS, Israel, dan Inggris menuduh Iran dalang dari serangan tersebut. Teheran membantah keras tuduhan itu.
Dalam notifikasi peringatannya, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan 'potensi pembajakan'. Laporan yang berdasarkan sumber pihak ketiga itu menyarankan kapal-kapal di kawasan mengambil tindak pencegahan ekstrem karena peristiwa yang terjadi 60 mil sebelah timur Kota Fujairah, UEA.