Rabu 04 Aug 2021 11:18 WIB

Pasukan Dukungan Iran Diduga Sita Kapal Tanker di UEA

Jubir angkatan bersenjata Iran menyangkal laporan penyitaan kapal tanker

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)
Foto: amveruscg.blogspot.com
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tiga orang sumber dari keamanan maritim mengatakan pasukan yang diyakini didukung Iran telah menyita sebuah kapal tanker di lepas pantai Teluk Uni Emirat Arab (UEA). Sebelumnya, badan perdagangan maritim Inggris melaporkan 'potensi pembajakan' di daerah tersebut.

Kantor berita Iran, Fars melaporkan juru bicara angkatan bersenjata Iran Abolfazl Shekarchi menyangkal laporan tersebut. Ia mengatakan pembajakan di wilayah Teluk sebagai 'semacam perang psikologis dan untuk menyiapkan panggung untuk petualang baru.'

Baca Juga

Dua sumber maritim mengidentifikasi kapal yang disita adalah kapal tanker aspal berbendera Panama, Asphalt Princess. Kapal tersebut disita di Laut Arab saat hendak menuju Selat Hormuz, jalur minyak tersibuk kelima di dunia.

Pada Selasa (4/8) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan khawatir dan mencari tahu tentang insiden maritim di Teluk Oman. Tapi masih terlalu dini untuk membuat keputusan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan mereka 'segera menyelidiki' insiden pada kapal di lepas pantai UEA.

Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan militer AS mempertimbangkan memindahkan setidaknya satu kapal ke dekat Asphalt Princess untuk melihat kapal tersebut lebih dekat. Pejabat itu mengatakan langkah ini tidak biasa dan hanya sebagai pemantauan bukan tindakan militer.

Ketegangan di kawasan meningkat setelah kapal tanker yang dikelola Israel diserang di lepas pantai Oman dan menewaskan dua awaknya. AS, Israel, dan Inggris menuduh Iran dalang dari serangan tersebut. Teheran membantah keras tuduhan itu.

Dalam notifikasi peringatannya, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan 'potensi pembajakan'. Laporan yang berdasarkan sumber pihak ketiga itu menyarankan kapal-kapal di kawasan mengambil tindak pencegahan ekstrem karena peristiwa yang terjadi 60 mil sebelah timur Kota Fujairah, UEA.  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement