REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Simposium Internasional ke-13 Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) secara resmi ditutup. Kegiatan simposium ini berlangsung ssejak 27-31 Juli 2021, dengan diikuti secara daring oleh lebih dari 1.000 peserta.
Penutupan acara dibuka dengan cuplikan video sambutan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, serta Keynote Speaker Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam pernyataannya, Luhut berpesan agar para mahasiswa yang telah selesai pendidikannya di luar negeri dapat kembali dan bekerja di Indonesia. Mereka jugaagar tidak mudah dipengaruhi hal negatif,
“Kalian harus bangga menjadi orang Indonesia, jangan gampang dipengaruhi macam-macam, sebagai anak muda ayo kita bekerja di Indonesia,” kata Luhut dalam siaran pers yang dikirimkan PPI, Rabu (4/8).
Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) Yudho Giri Sucahyo, yang turut mengisi acara, menyampaikan materi “Shaping the Future: The Prospect of Digitalization in the Golden Era 2045”.
Dari tahun-tahun sebelumnya, Pandi sudah berkolaborasi dengan PPID terkait website PPID. Dikatakan Yudho, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar komunitas literasi digital Indonesia. Sehingga tinggal PPI mau jadi penonton saja atau mau menjadi pemain?.
"Indonesia butuh Achmad Zaky baru, butuh Nadiem Makarim baru, butuh Ferry Unardy baru. Perkembangan IT Indonesia belum ada apa-apanya tapi masih ada masa depan.Kita hidup masih di dalam 1001 masalah,tapi bagaimana kita pecahkan masalah-masalah ini dengan benar?” papar Yudho.
Acara dilanjutkan dengan talkshow. Menteri BUMN Erick Thohir berbicara tentang “Kesiapan BUMN dalam Menghadapi Era Artificial Intelligence”. Dilanjutkan dengan mahasiswa dari United Kingdom, Devi dan Hanif.
Sebelumnya, kegiatan pembukaan acara ini dihadiri Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko; serta sejumlah menteri. Diantaranya Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa.
Hadir pula staf khusus Menteri Badan Koordinasi Penanama Modal Pradana Indraputra, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Komisi I DPR Christina Aryani, serta George Hendrata CEO dari Tiket.com.