REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kasus kematian Covid-9 di Myanmar berdasarkan data resmi telah melebihi angka 10 ribu hingga Selasa, seperti diberitakan media lokal The Irrawaddy. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikendalikan junta Myanmar, terdapat 312 kasus kematian pada Selasa sehingga totalnya menjadi 10.373.
Rezim juga mencatat penambahan 4.713 kasus baru Covid-19 pada Selasa. Total kasus di Myanmar sejak awal pandemi berjumlah 311.067 orang.
Pemimpin kudeta Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengatakan akan “mengurangi tingkat infeksi hingga setengahnya pada Agustus”. Min Aung Hlaing juga mengatakan infeksi Covid-19 sudah mulai menurun sejak pertengahan Juli dan terkendali.
Junta Myanmar menerapkan lockdown secara nasional pada 17 Juli hingga setidaknya 8 Agustus untuk mencegah penyebaran virus korona. Sepanjang Juli, rezim militer mencatat terdapat 6.000 kasus kematian Covid-19 dan 141.908 kasus positif.
Jumlah pada bulan Juli tersebut merupakan 58 persen dari total resmi kasus kematian Covid-19 di Myanmar dan 46 persen dari total infeksi. Menurut badan amal pemakaman, jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena banyak orang yang diduga terpapar Covid-19 meninggal di rumah.
Seorang anggota badan amal di Yangon mengatakan kelompoknya harus mengubah ambulans menjadi mobil jenazah karena mereka mengangkut lebih banyak jenazah daripada pasien ke rumah sakit. Di Yangon yang memiliki lebih dari tujuh juta penduduk, tercatat sekitar 1.500-2.000 jenazah tiba di pemakaman setiap harinya pada pertengahan Juli.
Padahal, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat kurang dari 100 kasus kematian harian Covid-19 di Yangon. Menurut Pemakaman Hteinbin, salah satu yang terbesar di Yangon, sekitar 200 jenazah dikremasi setiap hari dalam beberapa minggu terakhir.
Sementara, pada akhir Mei, terdapat sekitar 30 jenazah per hari yang dikremasi di Pemakaman Hteinbin. Salah satu kepala badan amal yang mengangkut jenazah ke Pemakaman Kyi Su mengatakan lebih dari 500 jenazah dikremasi setiap harinya, dibandingkan 30-40 orang saat kondisi normal.
Menurut dia, mayoritas orang yang tewas tersebut karena Covid-19. Dia menambahkan kebanyakan orang dirawat di rumah karena sebagian besar rumah sakit pemerintah dan swasta di Yangon tidak dapat menerima pasien.
Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.