Rabu 04 Aug 2021 12:43 WIB

Ahli Gizi Sarankan Pasien Isoman Makan Makanan Tinggi Kalori

Saat terkena infeksi kebutuhan energi dan proteinnya lebih tinggi dari biasanya.

Makanan menarik, sehat dan bergizi.  (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Makanan menarik, sehat dan bergizi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada Aviria Ermamilia menganjurkan pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri atau isoman mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan kalori dan protein tinggi. Sebab, saat seseorang terkena infeksi kebutuhan akan energi dan proteinnya lebih tinggi dari biasanya.

"Kalau untuk pasien isoman sebenarnya tidak ada spesifik satu jenis makanan apa yang perlu dikonsumsi karena tidak ada 'super food'," kata dia, melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (4/8).

Baca Juga

Pasien isoman, menurut dia, perlu mengonsumsi makanan yang beragam sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Sebab, tidak ada satu jenis bahan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap.

Selain itu, mereka perlu menjaga asupan vitamin dan mineral, beserta konsumsi buah dan sayur yang cukup. Meski demikian, Dosen Departemen Gizi dan Kesehatan FKKMK UGM ini, juga merekomendasikan pasien isoman menghindari makanan maupun minuman yang tinggi kandungan gula, garam, dan lemak.

Selain berisiko memperburuk peradangan, konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih juga dapat memicu munculnya penyakit lainnya. Ia menjelaskan untuk batasan konsumsi gula per hari empat sendok makan, sedangkan batasan konsumsi garam per hari empat sendok teh dan konsumsi lemak lima sendok makan per hari.

"Sebaiknya hindari makanan/minuman dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih seperti gorengan, makanan cepat saji, makanan kemasan, dan lainnya. Sebaiknya konsumsi makanan beragam dengan gizi seimbang," kata dia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement