Rabu 04 Aug 2021 15:00 WIB

Didesak Mundur, PM Malaysia Muhyiddin Melawan

PM Muhyiddin menegaskan akan menunjukkan keabsahannya pada sidang parlemen September.

Red: Teguh Firmansyah
Ratusan anak muda berpakaian hitam berunjuk rasa dekat Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur, Sabtu, (31/7/2021). Massa menuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengundurkan diri karena dianggap gagal mengatasi pandemi covid-19.
Foto: AP/FL Wong
Ratusan anak muda berpakaian hitam berunjuk rasa dekat Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur, Sabtu, (31/7/2021). Massa menuntut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengundurkan diri karena dianggap gagal mengatasi pandemi covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan akan membuktikan keabsahannya sebagai perdana menteri pada sidang parlemen yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang. Muhyiddin telah bertemu Raja, dan menyampai rencana sidang pada September.

"Mosi percayapada saya akan diajukan di DPR ketika parlemen bersidang pada September," ujar Muhyiddin dalam Pidato Khusus Perdana Menteri yang disiarkan secara langsung oleh lima televisi swasta dan pemerintah serta media sosial dariPutrajaya, Rabu.

Baca Juga

Dia mengatakan kemarin dia menerima surat dari Yang di-Pertuan Agong yang memberitahu bahwa ada delapan anggota parlemen UMNO yang telah menulis surat kepada Ketua DPR bahwa mereka telah menarik dukungan kepada dirinya. Dalam surat ini, ujar Muhyiddin, Yang di-Pertuan Agong telah mengutip dua ketentuan dalam Konstitusi Federal.Pertama, Pasal 43 (2) (a) yaitu, "Yang di-Pertuan Agong pertama-tama harus menunjuk sebagai Perdana Menteri untuk memimpin Kabinet seorang anggota Dewan Rakyat yang menurut pendapatnya dapat memperoleh kepercayaan dari mayoritas anggota Dewan Rakyat".

Kedua, Pasal 43 (4) yaitu, "Jika Perdana Menteri tidak lagi memiliki kepercayaan dari mayoritas anggota Dewan Rakyat, maka Perdana Menteri akan mengundurkan diri dari Kabinet kecuali atas permintaannya Parlemen dibubarkan oleh Yang di-Pertuan Agong".