Rabu 04 Aug 2021 16:45 WIB

Komandan Afghan: Kami tak akan Biarkan Taliban Hidup

Pertempuran sengit masih terjadi di ibu kota Helmand, Lashkar Gah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Personel keamanan Afghanistan berjaga-jaga di lokasi ledakan dahsyat di Kabul, Afghanistan, Selasa, 3 Agustus 2021. Ledakan itu mengguncang lingkungan mewah ibu kota Afghanistan tempat beberapa pejabat senior pemerintah tinggal.
Foto: AP/Rahmat Gul
Personel keamanan Afghanistan berjaga-jaga di lokasi ledakan dahsyat di Kabul, Afghanistan, Selasa, 3 Agustus 2021. Ledakan itu mengguncang lingkungan mewah ibu kota Afghanistan tempat beberapa pejabat senior pemerintah tinggal.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah bom mobil meledak di dekat rumah pejabat menteri pertahanan Afghanistan di Kabul pada Selasa (3/8) malam waktu setempat. Insiden ini terjadi beberapa jam setelah tentara Afghanistan mendesak penduduk di kota lain mengungsi jelang operasi melawan Taliban.

Seperti dilansir laman CNN, Rabu (4/8), ledakan terjadi di dekat kediaman Bismillah Mohammadi di Kabul. Menurut juru bicara kementerian pertahanan Fawad Aman, empat penyerang tewas oleh pihak keamanan.

Baca Juga

Mohammadi sedang tak berada di rumah saat ledakan terjadi. Keluarganya juga dikonfirmasi dalam keadaan selamat dan aman. Aman mengatakan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Sebelum ledakan terjadi, seorang komandan tentara Afghanistan mendesak penduduk di ibu kota provinsi Helmand, Lashkar Gah untuk meninggalkan rumah mereka jika Taliban aktif di daerah tersebut.

Kekhawatiran memang terus meningkat atas korban sipil dari akibat pertempuran gerakan kelompok militan di beberapa kota terbesar di negara itu. Sami Sadat, yang memimpin Korps Maiwand 215, mengatakan pada Senin lalu, bahwa militer akan mengintensifkan perang melawan Taliban di Lashkar Gah.

Dia juga memperingatkan penduduk setempat bahwa yang terbaik adalah pergi untuk menjalankan misi tim keamanan secara efektif. "Kami tidak akan membiarkan Taliban hidup-hidup dengan ongkos berapa pun," kata Sadat dalam pesan suara yang didistribusikan ke media.

"Permintaan saya adalah jika, Anda mengungsi selama beberapa hari, mohon maafkan kami, segera setelah Anda dapat meninggalkan daerah-daerah di mana Taliban (berada) sehingga militer dapat memerangi kelompok itu di daerah-daerah itu, ujarnya melanjutkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement