REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Rumah Menteri Pertahanan Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi menjadi target serangan bom mobil pada Selasa (3/8) malam waktu setempat. Sedikitnya delapan orang tewas dalam insiden tersebut.
Dilaporkan laman BBC, saat serangan terjadi, Mohammadi sedang tidak berada di kediamannya. Namun keluarganya segera dievakuasi. Para pelaku juga sempat melepaskan tembakan di dekat Zona Hijau yang dijaga ketat. Selain gedung pemerintahan, kawasan Zona Hijau turut menampung kedutaan besar sejumlah negara.
Pasukan khusus segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Baku tembak sempat terjadi dan berlangsung selama tiga jam. Setidaknya delapan orang, empat di antaranya adalah pelaku penyerangan, dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut. Sementara korban luka mencapai lebih dari 20 orang.
Kelompok Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Taliban memperingatkan bahwa mereka akan melancarkan lebih banyak serangan terhadap para pemimpin pemerintah.
Beberapa jam setelah serangan itu, ribuan warga Kabul turun ke jalan untuk menyuarakan kecaman terhadap Taliban. Selain menggemakan takbir, mereka turut meneriakkan kematian untuk Taliban. Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Saat ini pasukan Afghanistan sedang berusaha membendung perlawanan Taliban. Sejak Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya memutuskan hengkang dari Afghanistan, Taliban mulai melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah di negara tersebut.
Taliban dilaporkan telah menguasai separuh dari 419 distrik di Afghanistan. Pada Februari tahun lalu, Taliban dan AS telah terlebih dulu mencapai kesepakatan damai. Penarikan pasukan asing dari Afghanistan merupakan salah satu poin yang tercantum dalam perjanjian damai yang disepakati kedua belah pihak. Taliban menolak melakukan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan jika pasukan asing belum hengkang.
Selama ini AS merupakan sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban.