Rabu 04 Aug 2021 19:17 WIB

Pebasket Australia Genapkan 50 Pemain NBA di Olimpiade Tokyo

Landale diberitakan sepakat menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama Spurs.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Israr Itah
Pemain Australia Jock Landale
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Pemain Australia Jock Landale

REPUBLIKA.CO.ID, SAITAMA -- Selama Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung, tercatat sudah 49 pebasket liga basket Amerika Serikat (NBA) yang tampil di hajatan olahraga terbesar di dunia tersebut. Jumlah itu akan segera genap menjadi 50 jika pebasket Australia, Jock Landale resmi direkrut oleh San Antonio Spurs. Landale diberitakan sudah sepakat menandatangani kontrak berdurasi dua tahun bersama Spurs. 

"Salah satu pekerjaan yang paling sulit dalam turnamen ini adalah terus berusaha lebih baik hingga tidak terkalahkan," kata Sammy Wloszczowski, agen dari Landale, seperti dilansir AP, Rabu (4/8). 

Baca Juga

Landale saat ini sedang fokus jelang pertandingan semifinal basket putra Olimpiade 2020 antara Australia melawan Amerika Serikat (AS), Kamis (5/8) siang WIB. Pemain berposisi center itu akan menghadapi pelatih Spurs yang juga menangani skuad Negeri Paman Sam, Gregg Popovich. 

Di timnas Australia, Landale akan menghadapi AS yang berstatus unggulan bersama Patty Mills, mantan pemain Spurs yang juga pernah dilatih oleh Popovich. Kini, Mills membela Brooklyn Nets. 

Di satu sisi, tim Negeri Kangguru sama sekali belum pernah menyabet medali apa pun selama partisipasinya di Olimpiade. Namun, statistik mereka di hajatan olahraga empat tahunan itu cenderung meningkat. 

Sempat menembus semifinal di Olimpiade Atalanta 1996 dan Sydney 2000, mereka harus terpuruk di Olimpiade Athena 2004. Namun, Australia perlahan-lahan merangkak ke perempat final di Beijing 2008 dan London 2012, kemudian menjajakkan kaki di empat besar pada Olimpiade Rio 2016. 

Penggawa Australia, Matisse Thybulle percaya timnya akan meraih hasil yang lebih baik dari sekadar lolos ke semifinal. Ia sadar akan menghadapi tim sebesar AS. Namun hal tersebut tidak ingin dijadikan alasan untuk merasa kerdil di arena pertandingan. 

"Kami baru memulai petualangan dan belum berada di titik yang diinginkan. Kami tampil di panggung terbesar di dunia dan mewakili negara, ini sudah prestasi. Tapi kami ingin hasil lebih, yaitu mengalahkan Amerika lalu tampil di final dan meraih medali emas," katanya seperti dilansir ABC News

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement