REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Sekitar 4,4 juta orang di timur laut Nigeria kemungkinan besar akan menghadapi krisis pangan dan kelaparan akut karena meningkatnya serangan oleh kelompok teroris Boko Haram dan migrasi petani.
Esty Sutyoko, wakil kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Nigeria, mengatakan hilangnya mata pencaharian selama lebih dari satu dekade kekerasan dan pandemi Covid-19 telah memicu kerawanan pangan di wilayah tersebut.
Dia mengatakan tantangan itu membutuhkan kolaborasi antara pihak berwenang di Nigeria dan organisasi dan badan kemanusiaan di negara itu. Sekitar tiga juta orang telah mengungsi di negara bagian timur laut Adamawa, Borno, dan Yobe menyusul serangan Boko Haram.
Gubernur Borno Babagana Zulum mengatakan pemerintah negara bagian mulai membuka kembali lahan pertanian untuk petani untuk mencegah krisis pangan.
"Salah satu cara untuk mengakhiri krisis ini adalah dengan mengembalikan orang-orang ke kampung halaman mereka, membuka lahan pertanian baru, dan mewujudkan ketahanan pangan," kata dia selama kunjungannya di sepanjang perbatasan negara dengan Niger.