REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Sosok calon pemimpin Indonesia ke depan harus memenuhi empat kriteria sebagaimana yang dimiliki Rasulullah Muhammad SAW yaitu, sidik, tabligh, amanah dan fatanah. Hal ini disampaikan KH Yandi M Luthfi, anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
''Dari empat kriteria ideal itu, Pak Airlangga memenuhi 4 syarat tersebut," ujar KH Yandi kepada wartawan, Rabu (4/8). Di mana bila dijabarkan dalam kehidupan saat ini sidik itu artinya benar yaitu, calon pemimpin Indonesia harus memiliki kredibilitas, track rekord dan rekam jejaknya yang baik dan benar.
Sebab lanjut KH Yandi, secara kredibilitas Airlangga adalah sosok yang kaya pengalaman. Dimulai sejak jadi anggota legislatif daerah, nasional, hingga jadi menteri dua periode. "Apalagi sekarang sebagai Menko Perekonomian, beliau terlihat kerja keras, dan kerja tuntas. Ini luar biasa," katanya.
Bahkan, lanjut Yandi, Airlangga nyaris tidak pernah meghiraukan apa yang terjadi di depannya. Apa yang hari ini diperintahkan Presiden, dia lakukan. Fokus dan amanah dalam menjalankan tugas. Tak peduli banyak orang yang nyinyir, atau kinerjanya tidak diberitakan, ataupun diberitakan negatif pun beliau tetap kerja. Jadi benar-benar ikhlas," katanya.
Airlangga juga dinilai Yandi sebagai sosok yang apa adanya. Tidak dipoles dengan intrik-intrik semu. "Tidak pencitraan. Apa adanya, bukan ada apanya," katanya.
Kedua, tabligh artinya menyampaikan. Kriteria pemimpin harus memiliki komunikasi yang baik. Apalagi untuk rakyat Indonesia yang majemuk.
Calon pemimpin lanjut KH Yandi, karakter tablig yakni harus memiliki komunikasi yang bisa diandalkan baik secara lingual ataupun kontekstual. Bukan hanya ucapan yang baik, tapi juga gerak tubuh dan tindakan yang baik. "Komunikasinya harus bisa diterima oleh semua golongan," terang mantan Ketua ICMI Sukabumi.
Ketiga, amanah. Artinya, dalam menjalankan tugas, seorang pemimpin harus amanah. Sesuai dengan prosedur. "Kepemimpinan yang mampu menanggulangi segala masalah, dan bisa menempatkan orang sesuai dengan kapasitasnya," urainya.
Keempat, fathonah atau cerdas. Pemimpin Indonesia haruslah sosok yang cerdas. Berpikir cerdas dan bertindak cerdas. Mampu mengontrol emosinya. "Harus cerdas IQ, EQ, ISQ. Intelektual dan spiritual harus benar-benar cerdas. Kita tahu bahwa sejarah pemimpin Indonesia tak lepas dengan kecerdasan intelektual dan spiritual. Kecerdasan spiritual itu jauh lebih penting, karena lebih kuat pengaruhnya," katanya.
Sehingga dari empat kriteria ideal di atas, KH Yandi menilai, Airlangga cukup memenuhi. Alasannya secara kredibilitas Airlangga adalah sosok yang kaya pengalaman.
Airlangga juga kata Yandi, didukung oleh posisinya sebagai ketua umum Partai Golkar. Di mana bukan partai kemarin sore, Golkar yang sangat berpengalaman, yang mampu bermain dan berperan baik di dalam maupun di luar pemerintahan.
Partai Golkar adalah partai besar. Meskipun untuk mengusung Capres-Cawapres, Golkar harus berkoalisi. Tapi, tidak akan sulit bagi Golkar untuk mencari partai koalisi. Selain karena Golkar, juga karena sosok Airlangga yang dimajukan," kilahnya.
Sebenarnya, lanjut Yandi, orang tahu siapa Airlangga, dan apa yang sudah dikerjakan Airlangga untuk negara. "Saya yakin, bila melihatnya secara obyektif dan dengan hati nurani yang bersih, orang akan menunjuk Airlangga Hartarto sebagai pemimpinnya," tegasnya.
Di antara tokoh yang muncul, Airlangga dinilai paling senior dan paling pantas untuk memimpin. "Banyak prestasi, punya dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Saya belum pernah terdengar hal-hal negatif tentang beliau," katanya.
Terakhir, KH Yandi M Luthfi mengatakan, kepemimpinan sesorang tak bisa dilepaskan dari trah atau gen. Airlangga yang merupakan cucu pejuang kemerdekaan asal Sukabumi, RH. Didi Sukardi, memiliki gen pemimpin yang sangat kuat. "Trah atau gen keturunan itu masih berpengaruh. Setidaknya untuk primodialisme kedaerahannya," pungkasnya.