Kamis 05 Aug 2021 05:54 WIB

Sosok Sarah Gilbert Diabadikan dalam Boneka Barbie

Perusahaan mainan Mattel Inc memberikan penghormatan pada penemu vaksin Covid-19 ini.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Prof Sarah Gilbert, penemenu vaksin AstraZaneka. Sebagai penghormatan, sosok Gilbert akan diabadikan dalam bentuk boneka Barbie.
Foto: Google.com
Prof Sarah Gilbert, penemenu vaksin AstraZaneka. Sebagai penghormatan, sosok Gilbert akan diabadikan dalam bentuk boneka Barbie.

REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD -- Profesor Sarah Gilbert memainkan peran penting dalam mengembangkan salah satu vaksin Covid-19 terkemuka di dunia. Kini, sosoknya diabadikan salah satu pembuat mainan terkemuka dunia.

Perusahaan mainan Mattel Inc mengumumkan menciptakan boneka Barbie untuk menghormati Gilbert, yang pemimpin proyek untuk vaksin Oxford/AstraZeneca sebagai Barbie Role Model, Rabu (4/8). Boneka itu memiliki rambut panjang, pirang, dan kaca mata berbingkai hitam, dengan setelan biru tua. Gilbert merasa sangat aneh memiliki Barbie yang mirip dengannya. Namun, dia berharap “boneka”-nya akan membantu menginspirasi gadis-gadis muda untuk belajar sains dan matematika.

“Keinginan saya adalah boneka saya akan menunjukkan kepada anak-anak karier yang mungkin tidak mereka sadari, seperti seorang ahli vaksin,” kata Gilbert dilansir CBS News, Rabu (4/8).

Gilbert, seorang profesor vaksinologi di University of Oxford yang mendapat kehormatan Queen Elizabeth II's Birthday Honors, telah bekerja beberapa dekade mengembangkan vaksin melawan patogen virus yang muncul. Tim Gilbert, salah satunya mengembangkan vaksin Oxford/Astrazeneca untuk melawan virus corona.

Mattel Inc juga menciptakan Barbie dari lima wanita lain yang bekerja di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Kelimanya yang mendapat julukan “pahlawan pandemi kehidupan modern” itu yakni Amy O'Sullivan (perawat ruang gawat darurat AS yang merawat pasien Covid-19 pertama di Wycoff Hospital di Brooklyn, New York);  dr Audrey Cruz (pekerja garis depan AS yang memerangi diskriminasi rasial bersama pekerja perawatan kesehatan Asia-Amerika lainnya); dr Chika Stacy Oriuwa (residen psikiatri Kanada yang telah memerangi rasisme sistemik dalam perawatan kesehatan); dr Jaqueline Goes de Jesus (peneliti biomedis Brasil yang memimpin pengurutan genom varian Covid-19 di Brasil); dan dr Kirby White yang mengembangkan APD yang dapat digunakan kembali selama pandemi.

Perusahaan juga memberikan donasi kepada Women in Science & Engineering (WISE) yaitu sebuah organisasi yang dipilih oleh Gilbert untuk mendukung gadis-gadis yang sedang mempertimbangkan karier di STEM. "Harapan kami adalah untuk mendukung dan menyalakan imajinasi anak-anak memainkan alur cerita mereka sendiri sebagai pahlawan," ujar kepala global Barbie dan boneka di Mattel Inc, Lisa McKnight. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement