Kamis 05 Aug 2021 07:04 WIB

Bogor Libatkan TNI-Polri Lacak 15 Orang Kontak Erat

Sebanyak 15 orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 akan dites.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas kesehatan mendata warga yang akan melakukan tes usap PCR COVID-19 di Lokasi Swab PCR Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Jumat (23/7). Pemerintah terus menggeber pengetesan dan penelusuran atau testing dan tracing untuk menekan rasio kasus positif di Indonesia.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas kesehatan mendata warga yang akan melakukan tes usap PCR COVID-19 di Lokasi Swab PCR Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Jumat (23/7). Pemerintah terus menggeber pengetesan dan penelusuran atau testing dan tracing untuk menekan rasio kasus positif di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sebanyak 200 personel TNI-Polri Kota Bogor dilibatkan untuk melakukan tracing kontak erat pasien Covid-19. Ratusan anggota tersebut disebar di 68 kelurahan Kota Bogor. 

Diketahui, Kota Bogor menargetkan rasio kontak erat di angka 1:15. Artinya, sebanyak 15 orang yang kontak erat dengan pasien positif akan dites untuk memastikan positif atau negatif Covid-19. Sedangkan, saat ini rasio tracing di Kota Bogor masih di angka 1:5.

Menanggapi hal itu, sebanyak 132 anggota Polresta Kota Bogor dan 68 anggota Kodim 0606 Kota Bogor diterjunkan. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menjelaskan, ratusan anggota itu dilibatkan guna menambah personel tracing di Kota Bogor. 

“Artinya saat ini di setiap kelurahan ada dua anggota polisi dan satu anggota TNI untuk membantu tracing kontak erat,” kata Susatyo, Rabu (4/8)

Susatyo memastikan, petugas tracing dari TNI-Polri memiliki kemampuan yang sama dengan petugas tracing dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Setelah dilakukan pembekalan, petugas tracing TNI-Polri juga menggunakan apikasi input data yang sama. 

“Kita gunakan aplikasi yang sama dengan Dinkes yaitu Si Lacak. Kita terus memonitor baik yang by data atau yang lapangan. Kita cek di setiap kelurahan,” kata Susatyo.

Dandim 0606 Kota Bogor, Kolonel (inf) Roby Bulan menuturkan, setiap Babinsa atau Babinkabtimas melakukan tracing di setiap kelurahan. Dengan alur dimulai dari kontak erat pasien positif, lalu melalui aplikasi, kemudian data itu diteruskan ke tingkat kecamatan. 

“Kita pun mengedukasi agar kontak erat itu mulai melakukan karantina atau isolasi, juga menjalankan prokes. Selanjutnya, kita suplai obat-obatan dan vitamin,” tambah Roby.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta agar terus menguatkan 3T, yakni testing, tracing dan treatment dalam penanganan Covid-19 selain penerapan protokol kesehatan (prokes). Bima Arya menuturkan, utamanya tracing diperkuat agar bisa mencegah penularan.

Dia mengakui, saat ini tugas tracer itu tidaklah mudah. Dibutuhkan skill atau kemampuan dan sistem. Bima Arya menyebut, ada 263 tracer yang tersebar di 25 puskesmas di Kota Bogor.

“Saat ini tugas tracer melakukan tracing satu orang positif 15 kontak erat. Mereka (tracer) juga dibantu Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengawasan. Jadi harus jelas semua tugasnya,” ujarnya.

Sementara itu, Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Masdalina Pane, menyebut, saat ini jumlah tracer di Kota Bogor terbilang cukup, hanya tinggal bagaimana manajemen tracer di lapangan.

“Itu yang harus diperbaiki, supaya resources yang banyak ini bisa efektif untuk melakukan tracing di lapangan. Jumlah 263 tracer ini dinilai cukup sekali. Satu puskesmas bisa 10-15 tracer," kata Masdalina.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement