Kamis 05 Aug 2021 08:27 WIB

Kominfo dan Kemenag Siapkan Siswa Madrasah Cakap Digital

Saat ini aktivitas di dunia maya digunakan sebatas berbagi konten pribadi.

Red: Ani Nursalikah
Kominfo dan Kemenag Siapkan Siswa Madrasah Cakap Digital. Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menetapkan MPLS bagi siswa baru tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/SMKLB tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara jarak jauh (Daring) dimulai hari ini, hingga Jumat (16/7/2021) karena masih berada pada masa PPKM Darurat.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Kominfo dan Kemenag Siapkan Siswa Madrasah Cakap Digital. Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menetapkan MPLS bagi siswa baru tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/SMKLB tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara jarak jauh (Daring) dimulai hari ini, hingga Jumat (16/7/2021) karena masih berada pada masa PPKM Darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kementerian Agama berupaya meningkatkan kecakapan digital pelajar madrasah, salah satunya melalui literasi digital.

"Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) ini kami jalankan karena kita sedang dalam proses tranformasi digital. Kita ketahui, kunci kesuksesan dalam tranformasi digital adalah menyiapkan manusianya, SDM-nya. Karena kalau tidak, kita hanya akan menjadi penonton," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam webinar Madrasah #MakinCakapDigital, dikutip dari siaran pers, Kamis (5/8).

Baca Juga

Menurut Survei Literasi Digital, masyarakat di era sekarang ini perlu memanfaatkan ruang digital dengan baik. Saat ini aktivitas di dunia maya digunakan sebatas untuk mengobrol, mengunggah foto atau video, dan berbagi konten pribadi.

"Padahal banyak sekali hal positif dan produktif lainnya yang bisa dilakukan. Ini yang sebenarnya ingin kita bukakan wawasannya supaya masyarakat Indonesia juga bisa menggunakan teknologi dengan produktif dan bisa bersaing juga dengan negara-negara yang lain. Kalau kita tidak menyiapkan diri dalam proses ini, nanti yang mengisi adalah orang-orang dari luar," kata Semuel.