Kamis 05 Aug 2021 12:40 WIB

Penderma.id Beli Sayur Petani untuk Dibagikan ke Dhuafa

Selain mendapatkan HPP, mereka juga akan mendapatkan profit dari penjualan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Program-program Penderma.id menjangkau berbagai bidang yang bisa dikenali lebih banyak melalui Instagram @penderma.id.
Foto: Istimewa
Program-program Penderma.id menjangkau berbagai bidang yang bisa dikenali lebih banyak melalui Instagram @penderma.id.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Selama itu, masyarakat mendapatkan kebiasaan baru dengan memesan kebutuhan sehari-hari via online. 

Kondisi ini, menyebabkan pasar tradisional sepi pembeli. Sayur mayur di pasar yang biasa dipasok dari petani pun menurun jumlah permintaannya. Hal ini diakui oleh salah seorang petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar saat tim Penderma menemui Abah Jaja di kebunnya, di Desa Cihideung.

Abah Jaja, menceritakan kondisinya saat didatangi tim Penderma dari Yayasan Aksi Indonesia Dermawan. Menurut Direktur Penderma Widya, timnya datang untuk memberikan bantuan dan membukakan jalan bagi pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, pihaknya memiliki cara berbeda untuk membantu para petani.

"Kami beli ke petani langsung sesuai harga pokok penjualan. Selanjutnya, nanti akan kita jual. Misalkan dari petani, kita membeli pakcoy seharga Rp 3.000, kita jual 15 ribu. Lalu keuntungan penjualan dibagi dengan petani. Selain mendapatkan HPP, mereka juga akan mendapatkan profit dari penjualan yang kita lakukan," ujar Widya dalam siaran persnya, Rabu (4/8).

Menurutnya, tidak hanya memberikan kebahagiaan dengan menjual buah keringat para petani, Yayasan Penderma juga telah beraksi bersama Kitabisa membagikan hasil tani secara gratis kepada dhuafa, masyarakat yang membutuhkan dan para pejuang nafkah. 

Aksi kebaikan ini, kata dia, berlangsung Selasa, (3/8), tim Penderma berbagi kepada para pejuang nafkah di Bandung. Yakni, mulai dari pemulung, supir angkot, pengatur parkir, tukang tambal ban, dan berbagai profesi ditemui sepanjang perjalanan aksi kebaikan ini.

Penderma.id dari Yayasan Aksi Indonesia Dermawan sendiri, merupakan sekumpulan orang dermawan yang ingin memberikan manfaat kepada sebanyak-banyaknya masyarakat. Program-program Penderma.id menjangkau berbagai bidang yang bisa dikenali lebih banyak melalui Instagram @penderma.id. 

Sementara untuk program bersama petani ini, petani dipilih oleh Yayasan Penderma. Berasal dari tanah binaan, lokasi, dan UMKM tertentu dengan produk sayur mayur.

"Insya Allah menyejahterakan petani. Karena kita beli dari petani langsung bukan tengkulak, mereka juga dapat profit. Harapan kami, bisa membantu banyak orang secara inklusif untuk masyarakat Indonesia," katanya.

Kolaborasi kebaikan yang dijalankan Penderma.id dan Kitabisa ini, kata dia, berupaya membuat goodness chain alias kebaikan dari hulu ke hilir.

"Kebaikan yang dimulai dari kita membeli langsung ke petani, setelah dibeli kita membagikan sayur dan buahnya kepada masyarakat terdampak Covid. Hasil penjualan juga menjadi bagi hasil dengan petani," katanya.

Menurutnya, bagi masyarakat yang ingin turut serta dalam gerakan ini dan beraksi baik bersama Penderma.id bisa mengunjungi laman web penderma.id. 

Abah Jaja menyambut baik baik program penderma ini. Karena, kondisi Covid 19 membuat perekonomiannya makin sulit. 

"Sekarang mah beda. Sudah cuacanya begini, jualan ke pasar juga beda. Biasanya ada yang ambil dari Jakarta, dari daerah mana-mana," ujar Abah Jaja (68 tahun), Rabu (4/8).

Abah Jaja memiliki lahan hanya sedikit. Karena, sekitar 300 tumbak adalah tanah milik orang lain yang diurus olehnya. Pupuk yang digunakan juga berasal dari hasil olahan tetangga kampung lain yang memanfaatkan seadanya kotoran kelinci dan domba. Namun, kondisi pandemi membuat segalanya terhambat. Sudah setahun Abah Jaja tidak bertani karena modalnya serba kekurangan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement