REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, kebakaran hutan adalah ancaman global seperti halnya pandemi Covid-19. Dia mengatakan, 187 kebakaran hutan terjadi di Turki dalam delapan hari terakhir, dan 15 di antaranya belum dapat dipadamkan.
"Seluruh dunia saat ini menghadapi tantangan ini, yang seperti ancaman teroris," kata Erdogan, dilansir Anadolu Agency, Kamis (5/8).
Erdogan mengatakan, sekitar 51 helikopter dan 20 pesawat terlibat dalam operasi untuk memadamkan kebakaran hutan. Dia menambahkan bahwa, personel intelijen dan polisi Turki sedang menyelidiki kebakaran itu secara menyeluruh.
Erdogan mengatakan, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev akan mengirim pesawat amfibi ke Turki, untuk mendukung upaya melawan kebakaran hutan di provinsi selatan. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Azerbaijan akan mengirim tim baru untuk membantu Turki dalam upaya memadamkan kebakaran.
"Sebanyak 160 personel, 40 truk pemadam kebakaran dan satu pesawat akan tiba dari Azerbaijan Kamis pagi. Ini akan menjadi tim ketiga yang dikirim Baku untuk membantu perjuangan Turki melawan kebakaran hutan," kata Cavusoglu.
Menurut angka resmi, setidaknya delapan orang telah kehilangan nyawa sejak kebakaran dimulai di selatan dan barat daya Turki pekan lalu. Sebuah pembangkit listrik di provinsi Mugla barat daya Turki telah dievakuasi, akibat kebakaran hutan. Api mencapai perimeter Pembangkit Listrik Tenaga Panas Kemerkoy di distrik Turkevleri, Mugla pada Rabu (4/8).
Upaya untuk memadamkan api di Mugla terhalang oleh angin kencang. Semua personel telah dievakuasi dari pembangkit listrik tersebut. Sementara bahan yang mudah terbakar dan meledak juga telah dipindahkan. Tanker air dan truk pemadam kebakaran telah ditempatkan di area itu, untuk berjaga-jaga jika api menyebar lebih jauh ke arah bangunan utama.
Dilansir Aljazirah, Kamis (5/8), penduduk setempat melarikan diri, ketika api berkobar di tepi pembangkit listrik di dekat kota Aegean, Milas. Foto yang diunggah oleh Aalikota Milas, Muhammet Tokat, menunjukkan kobaran api yang mengamuk di gerbang pembangkit listrik.
“Api telah memasuki pembangkit listrik termal. Pabrik saat ini sedang dievakuasi dan sirene terdengar," ujar Tokat.