Kamis 05 Aug 2021 15:03 WIB

Kala Iblis Lari Kocar-kacir dari Perang Badar

Perang Badar merupakan perang yang tidak seimbang dari segi jumlah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Kala ‘iblis’ lari kocar-kacir dari Perang Badar. Foto: lokasi Perang Badar (ilustrasi).
Foto: wikipedia
Kala ‘iblis’ lari kocar-kacir dari Perang Badar. Foto: lokasi Perang Badar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perang Badar merupakan perang yang tidak seimbang jika diukur dari jumlah pasukan antara kaum Muslim dengan musyrik. Namun demikian, meski pasukan umat Islam jauh lebih sedikit dari musuh, Allah menurunkan bala bantuan berupa malaikat yang membuat iblis di pihak kaum musyrik lari dari medan peperangan.

Syekh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan, setelah melihat apa yang dialami orang-orang musyrik tatkala berhadapan dengan pasukan Muslimin yang dibantu para malaikat, maka iblis yang berbentuk Suraqah bin Main bin Ju’syum beranjak melarikan diri dari kancah peperangan.

Baca Juga

Suraqah bin Malik bin Ju’syum yang sejak semula memang menyertai pasukan Quraisy nyatanya beranjak melarikan diri menghadapi kekuatan kaum Muslim. Al-Harits bin Hisyam yang melihat gelagat Suraqah yang hendak melarikan diri itu lalu segera memeganginya.

Tentu saja ia mengira iblis itu benar-benar Suraqah. Dia berkata, “Mau ke mana kamu, Suraqah? Bukankah engkau pernah berkata bahwa engkau akan menjadi pendukung kami dan tidak akan meninggalkan kami?”.

Namun, iblis itu memukul dada al-Harits hingga membuatnya terjengkang. Kemudian, Suraqah menjawab, “Sesungguhnya aku telah melihat apa yang tidak kalian lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah. Siksaan Allah benar-benar amat pedih.” Setelah itu dia lari dan menceburkan dirinya ke laut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement