Mahasiswa UB Rancang Inovasi Tangkap Ikan Terintegrasi IoT
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) merancang inovasi penangkapan ikan tuna terintegrasi Internet of Things. | Foto: Universitas Brawijaya
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Indonesia merupakan salah satu negara maritim dengan jumlah perairan yang sangat luas serta kekayaan yang melimpah. Jember termasuk salah satu daerah yang memiliki potensi perairan yang cukup tinggi.
Nelayan di Jember, Affandi mengatakan, hasil tangkapan nelayan Jember cukup beragam. Salah satunya adalah ikan tuna. Ikan tuna memiliki harga jual dan permintaan yang tinggi.
Meskipun demikian, ternyata terdapat permasalahan yang sering dialami nelayan. Mereka sering kesulitan dalam menentukan lokasi ikan berkumpul. "Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan penangkapan ikan," kata Affandi.
Selain itu keterbatasan waktu ketika melaut juga sering dialami oleh nelayan. Nelayan biasanya harus melaut mulai pagi hingga sore hari. Hal ini karena ombak laut di malam hari cukup besar.
Saat ini salah satu solusi yang dilakukan nelayan dengan menggunakan atraktan dari bambu. Alat ini fungsinya untuk memanggil dan mengumpulkan ikan. Namun solusi tersebut kurang efektif karena alat mudah hanyut sehingga ikan sulit berkumpul dan tidak berfungsi dengan baik di malam hari.
Melihat permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mencoba mencari solusinya. Mahasiswa Johannes Marulitua Nainggolan (Fisika) selaku ketua, Aqhsal Nur Ikhsan (Fisika), Nikmatul Ula (Kimia), Vety Bhakt Lestari (Statistika ), dan Yudika Putra Perdana Pangaribuan (Teknik Elektro) membangun sebuah teknologi FIABLE.
Mahasiswa UB Nikmatul Ula mengatakan, FIABLE merupakan teknologi penangkapan ikan tuna berbasis frekuensi suara dan intensitas cahaya bertenaga sistem bandul terintegrasi Internet of Things (IoT). Alat ini memilik empat komponen utama yaitu atkraktan portabel dari suara dan cahaya. Kemudian sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air Laut Sistem Bandul (PLTGL-SB), sistem IOT, dan desain konstruksi yang tahan gelombang besar.
Menurut Nikmatul, atraktan terdiri dari suara dengan frekuensi 1.000 hz dan cahaya berwarna biru. “Cahaya warna biru akan memberikan stimulan fototaksis pada ikan tuna sehingga ikan akan datang," jelas Nikmatul kepada Republika.co.id.
Mahasiswa Yudika Putra Perdana Pangaribuan menambahkan, sistem pembangkit listrik pada alatnya memanfaatkan gelombang air laut. Cara ini dinilai dapat mengerakkan bandul dan menghasilkan listrik.
Selain itu, FIABLE timnya juga memanfaatkan platfrom thinger.io yang kemudian akan disambungkan dengan ponsel nelayan. Dengan adanya sistem IoT, nelayan dapat mengontrol alat dari ponsel masing-masing.
FIABLE akan diterapkan di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Mahasiswa Aqhsal Nur Ikhsan berharap alat FIABLE dapat bekerja dengan baik dan memberi dampak positif bagi nelayan jember. Selanjutnya, tim juga akan melakukan analisis secara statistika untuk menentukan peningkatan produktivitas nelayan setelah menggunakan alat tersebut.
Sebagai informasi, rancangan teknologi ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan IPTEK. Tim mahasiswa ini mendapat bimbingan dari dosen Teknik Elektro UB, Waru Djuritano.