Kamis 05 Aug 2021 23:04 WIB

Pemerintah Percepat Pendataan Anak Yatim Terdampak Pandemi

Jumlah anak yatim meningkat selama pandemi Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Jumlah anak yatim meningkat selama pandemi Covid-19. Ilustrasi anak yatim
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jumlah anak yatim meningkat selama pandemi Covid-19. Ilustrasi anak yatim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi membuat banyak anak-anak Indonesia menjadi yatim piatu karena orang tuanya yang meninggal dunia akibat Covid-19. 

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) masih dalam proses pendataan dan membutuhkan nomor induk kependudukan (NIK) supaya anak-anak tersebut bisa mendapatkan haknya.   

Baca Juga

"Kami sedang mengoordinasikan pendataan anak-anak yang menjadi yatim/piatu/yatim piatu karena orangtuanya meninggal karena Covid-19," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Femmy Eka Kartika Putri, saat dihubungi Republika.coid, Kamis (5/8).

Dia menambahkan, Kemenko PMK ingin memastikan bahwa anak-anak tersebut tetap mendapat haknya, baik kesehatan, pendidikan maupun pengasuhannya. 

Terkait data sementara anak-anak yang kehilangan orang tuanya yang meninggal dunia akibat virus ini, pihaknya mengaku jumlahnya masih sedikit.

"Yang kami butuhkan adalah data anak yang ada NIK nya. Sehingga, nanti bisa mudah memberikan layanan/pemenuhan haknya," ujarnya.

Terkait lama pendataan, Femmy mengaku itu membutuhkan proses. Kendati demikian, Kemenko PMK berharap pendataan tidak terlalu lama. "Karena di lapangan juga harus ada petugas yang menangani (pendataan), khususnya di tingkat desa," katanya.

Sebelumnya, Kemenko PMK mengaku masih mendata anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya selama pandemi. "Saya masih meminta deputi IV (Kemenko PMK) untuk melakukan koordinasi pendataan bersama kementerian terkait," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat dihubungi Republika, Kamis (5/8).  

Setahun lebih sudah pandemi menjajah dunia. Lebih dari ratusan juta orang terinfeksi, dan jutaan dari mereka telah berpulang, meninggalkan orang-orang tercinta yang harus berjuang melanjutkan hidup, termasuk anak-anak yang terpaksa menyandang status ‘yatim/piatu’ karena orang tuanya yang ‘pergi’ akibat pandemi. 

Berdasarkan laporan berjudul “Children: the Hidden Pandemic 2021”, disusun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Bank Dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan sejumlah universitas ternama dunia, memperkirakan sedikitnya satu juta anak sedunia telah kehilangan ayah, ibu, atau keduanya akibat pandemi. 

Di Indonesia, merujuk perkiraan CDC, estimasi minimum yang kehilangan orang tua mencapai 26.700 anak atau bahkan lebih tinggi, merujuk pada signifikansi jumlah kematian akibat Covid-19 pada Mei 2021 yang mendekati angka 99 ribu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement