REPUBLIKA.CO.ID, Senyum dan tawa tampak terpancar dari wajah Aisyah Allisa (11 tahun). Bocah yang sempat hidup sebatang kara usai sang ibu meninggal dunia karena Covid-19 itu, kini hidup dengan riang bersama keluarga asuhnya.
Kondisi Aisyah saat ini tampak lebih baik. Dibandingkan pada awal 2021 lalu, saat dirinya mendapati sang ibu tergeletak tak bernyawa di kamar kontrakan di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) lantaran terpapar Covid-19. Disusul dirinya yang turut divonis positif Covid-19. Anak yang hanya hidup bersama ibunya itu pun menjadi bocah sebatang kara.
Kehidupan Aisyah telah menuai perhatian dari banyak kalangan. Sejumlah orang dari berbagai latar belakang mulai dari orang biasa, publik figur, hingga pejabat berniat untuk mengadopsinya sebagai anak.
Usai menjalani isolasi di rumah lawan Covid (RLC) dan dinyatakan negatif Covid-19 pada akhir Januari lalu, Aisyah ditempatkan sementara di kediaman Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel Wahyunoto, sembari menunggu keputusan pengadilan terkait masalah pengangkatan anak.
Hingga saat ini, terhitung sudah sekitar enam bulan Aisyah tinggal bersama keluarga Wahyunoto yang beralamat di Jalan Saran, Ciater, Serpong, Tangsel. Anak kelahiran Depok itu mengaku betah dan ingin terus tinggal bersama keluarga barunya itu.
“Alhamdulillah betah dan nyaman. Di sini ada ibu dan bapak yang baik, karena jarang ada orang yang mengasuh orang tapi baik. Udah bilang ke ibu dan bapak kalau mau tinggal lebih lama di sini, mereka bilang boleh,” kata Aisyah saat ditemui di kediamannya, Kamis (5/8).
Aisyah mengungkapkan, dirinya kerapkali masih merasakan kesedihan yang mendalam atas berpulangnya sang ibu, namun dia menyebut amat bersyukur karena dipertemukan dengan orang-orang yang menyemangatinya, terutama Wahyunoto dan istrinya, Rina Melda Hutagalung.
Aisyah sudah menganggap keduanya sebagai orang tua sendiri. Di rumah tersebut, Aisyah juga hidup berdampingan bersama tiga anak dari Wahyunoto dan istrinya.
“Kadang masih suka sedih, mikir kok mama ninggalin aku, padahal waktu kecil mikirnya enggak akan ada orang (anggota keluarga) yang meninggal sampai aku dewasa. Tapi setelah tinggal di sini, ada bapak, ibu, kakak, abang, adik, jadi aku terhibur, enggak sedih lagi,” ujar dia.
Dalam kesehariannya, Aisyah yang saat ini duduk di kelas 5 SDN 4 Serua itu melakukan berbagai kegiatan rutin, mulai dari sekolah online, mengaji, hingga bermain. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan di bawah pendampingan Rina.
Kepala Dinsos Kota Tangsel Wahyunoto mengatakan, dia dan istrinya akan menjadikan Aisyah sebagai anak angkat. Saat ini kelengkapan keadministrasian tengah diproses di pengadilan ihwal pengangkatan tersebut.
“Proses anak angkat masih berjalan (masih menunggu surat-suratnya). Saat ini tentunya sebagai anak asuh,” kata Wahyunoto.