REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara dunia sembilan kali Valentino Rossi mengumumkan keputusannya untuk menyudahi karier balapannya di ajang MotoGP, setelah 26 tahun melintas trek yang tak terlupakan. Di pengujung matahari terbenam, Rossi telah melewati senja kariernya selama beberapa musim terakhir. Jadi, tidak mengherankan apabila ia memutuskan untuk pensiun.
Rider berusia 42 tahun itu telah bertahan lebih lama daripada pengendara MotoGP lainnya dan lebih lama dari pembalap Formula 1 (F1) mana pun. Rossi adalah wujud lain dari Diego Maradona, Pele, Michael Jordan, dan Muhammad Ali. Bahkan bagi sebagian orang, the Doctor merupakan paket lengkap dari empat ikon tersebut.
Pemilik nomor 46 tersebut menjadi satu-satunya pembalap yang telah memenangi gelar juara dunia di kelas 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP. Tak hanya manuver dan atraktifnya saat berada di atas lintasan, beberapa olahragawan terpesona dengan sang rider dari apa yang ia lakukan selama berada di dunia balap motor.
Cara Rossi berjalan, berbicara, dan membuat mereka tertawa seakan melekat dalam diri orang lain. "Hormat saya kepada siapa pun. Saya tidak tahu mengapa. Tapi, saya bisa membawa banyak orang lebih dekat dengan balapan motor, saya menyalakan emosi orang normal," kata Rossi menjelaskan dilansir Motorsport, Jumat (6/8).
Prestasi balapannya mungkin tak lebih baik dari pembalap lain. Rossi belum memenangkan grand prix sebanyak yang dimenangkan Giacomo Agostini selama tahun 1960-an dan 1970-an, tetapi ia memenangkan lebih banyak balapan kelas utama daripada pendahulu senegaranya itu.
Praktis, kemenangan di kategori utama lebih penting daripada kemenangan di kelas minor, yang secara statistik membuat Rossi menjadi pembalap terkuat dalam sejarah. "Saya memiliki karier yang sangat panjang dan untungnya saya memenangkan banyak balapan, dengan beberapa kemenangan yang tak terlupakan," sambung Rossi.
Rossi menganggap gelar juara dunia MotoGP 2001, 2004, dan 2008 sebagai yang terbaik dalam kariernya. Kekecewaan terbesar selama kariernya adalah gagal mengamankan kemenangan bersama tim Ducati dan tidak memenangkan gelar kesepuluh juara dunia.
Tidak ada keraguan bahwa ini adalah waktu yang tepat bagi Rossi untuk meninggalkan grid MotoGP dan mengalihkan perhatiannya ke balap mobil.