Jumat 06 Aug 2021 10:39 WIB

AS Jual Senjata ke Taiwan, China Berang Ancam Balas

AS menyetujui penjualan 40 sistem artileri Howitzer Self-Propelled ke Taiwan.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Tank M60A3 menembak selama latihan militer Han Kuang (Chinese Glory) ke-36 di Taichung, Taiwan, 16 Juli 2020. Latihan tembakan langsung mensimulasikan respons terhadap serangan musuh terhadap target utama di Taiwan.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Tank M60A3 menembak selama latihan militer Han Kuang (Chinese Glory) ke-36 di Taichung, Taiwan, 16 Juli 2020. Latihan tembakan langsung mensimulasikan respons terhadap serangan musuh terhadap target utama di Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengecam persetujuan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) terhadap penjualan senjata ke Taiwan pada Kamis (6/8). Langkah tegas akan diambil oleh negara itu, sehubungan dengan perkembangan situasi lebih lanjut.

Sebelumnya, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS mengumumkan pada 4 Agustus bahwa Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan 40 sistem artileri ukuran menengah Howitzer Self-Propelled  ke Taiwan dalam kesepakatan senilai 750 juta dolar AS. Hal ini, menurut Pemerintah China secara jelas merupakan pelanggaran terhadap hubungan internasional.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri China mengatakan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah Negeri Tirai Bambu.  Langkah AS merupakan bentuk intervensi dalam urusan internal China dan merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan negara itu, dengan menjual senjata ke wilayah Taiwan.

Langkah tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar hubungan internasional, serta melanggar prinsip satu Cina. Termasuk juga tentang ketentuan bersama tiga China dan AS khususnya Komunike 17 Agustus.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan langkah itu mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’. Penjualan senjata ini sangat membahayakan China dan AS dalam hubungan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. China dengan tegas menentang ini dan telah mengajukan  pembicaraan serius dengan pihak AS.

China mendesak AS menghormati komitmennya, dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu China dan komunike tiga bersama. Beijing menghentikan penjualan senjata ke dan interaksi militer dengan Taiwan dan segera mencabut penjualan senjata yang relevan ke Taiwan, agar tidak lebih banyak kerusakan yang terjadi pada hubungan kedua negara tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement