REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap lebih banyak anak muda yang mau berprofesi sebagai petani. Pemerintah pun, ujar Jokowi, sedang berupaya mempermudah akses permodalan bagi petani dan gencar memberikan pelatihan agar pertanian menjadi sektor yang menguntungkan.
Padahal, ujar presiden, sektor pertanian telah teruji tahan banting di tengah lesunya ekonomi nasional. Pada 2020 lalu, sektor pertanian berhasil tumbuh positif sebesar 1,75 persen di saat sektor lain terhantam pandemi Covid-19. Bahkan pada kuartal I 2021 pun sektor pertanian juga tercatat tumbuh 2,95 persen.
"Kita harus membangun kemandirian pangan Indonesia dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat secara signifikan. Petani harus menjadi profesi yang menjanjikan, profesi yang mensejahterakan," ujar Jokowi.
Namun, ujar Jokowi, upaya untuk menjadikan petani sebagai profesi yang menguntungkan tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Petani, melalui kelompok tani, juga perlu mulai beranjak dari sisi onfarm atau budidayanya saja. Petani perlu mulai masuk ke sisi off-farm alias pengolahan pascapanen dari produk pertanian.
"Petani dan kelompok tani jangan hanya bergerak di hulu saja, jangan hanya bergerak di onfarm saja. Tetapi harus mulai masuk ke tahap hilirnya, tahap pengolahan pasca panennya, sampai ke packaging dan trading. Karena justru di sisi inilah keuntungan terbesar akan diperoleh," kata Jokowi.
Dari sisi permodalan, Jokowi meminta petani memanfaatkan peluang kredit usaha rakyat (KUR) semaksimal mungkin. KUR ini bisa diakses melalui bank-bank milik pemerintah seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BPD di daerah.
"Jangan hanya berhenti dengan membantu input permodalan KUR saja, tapi budidaya pasca panen, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran harus ditingkatkan," kata Jokowi.