REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modul luar angkasa milik Rusia jatuh berkeping-keping ke Bumi. Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), seorang astronot Prancis Thomas Pesquet menyaksikan modul Pirs milik Rusia pecah berkeping-keping seperti hujan kembang api. Astronot tersebut merekam peristiwa itu dalam video.
Halaman Facebook Badan Antariksa Eropa (ESA) menunjukkan selang waktu yang dipercepat dari modul, yang disebut Pirs, itu yang pecah pada Senin (26/7).
“(Pecahan modul) Masuk kembali (ke) atmosfer tanpa pelindung panas menghasilkan bola api yang bagus,” tulis Pesquet di postingan, yang juga menyertakan deskripsi bahasa Prancis, dilansir dari Space, Jumat (6/8).
“Anda dengan jelas melihat potongan-potongan kecil dari logam yang meleleh mengambang dan menambah kembang api,” ujarnya lagi.
Pesquet menambahkan para astronot dapat menyaksikan Pirs pecah di atas awan selama sekitar enam menit. Modul Pirs pensiun dari layanan setelah hampir 20 tahun bekerja di stasiun luar angkasa.
Pirs tiba ke orbit 14 September 2001 setelah diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan, besama dengan pesawat ruang angkasa Prigress yang dimodifikasi sebagai tahap atas roket Soyuz-U-nya. Tiga hari kemudian, Pirs merapat dengan modul layanan Zvezda, menjadi modul bertekanan keenam dari kompleks yang mengorbit.
Pensiunnya dok Pirs memberi jalan bagi modul sains Rusia baru yang disebut Nauka. Modul Nauka tertunda peluncurannya selama 13 tahun karena berbagai masalah teknis dan anggaran. Nauka, kini sudah sampai di ISS.
Bargabungnya modul Nauka di ISS juga sempat menyisakan insiden. Nauka mengalami kesalahan perangkat lunak yang mengakibatkan modul salah menembak sehingga memiringkan ISS hingga 45 derajat. Insiden ini disebut-sebut sebagai salah satu insiden terburuk yang pernah terjadi di ISS. Kini, situasi di ISS telah kembali normal.