Jumat 06 Aug 2021 12:43 WIB

Mentan Syahrul Kukuhkan 2.000 Duta Petani

Pengukuhan Petani Milenial untuk menumbuhkan gairah bisnis pertanian generasi muda

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan 2.000 Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan, pada Jumat (6/8).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan 2.000 Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan, pada Jumat (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan 2.000 Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan, pada Jumat (6/8). Pengukuhan tersebut, kata Syahrul, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menumbuhkan gairah bisnis pertanian di kalangan generasi muda dalam mendukung regenerasi petani.

"Melalui para duta, diharapkan dapat menjadi role model yang menginspirasi, memotivasi, dan menjadi mitra bisnis petani lainnya," kata Syahrul.

Baca Juga

Ia mengatakan, Kementan menargetkan pada tahun 2024 setidaknya harus ada 2,5 juta petani milenial di Indonesia. Petani muda, menurut Syahrul, diyakini lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis pertanian. Tidak hanya di level hulu namun hingga ke hilir.

Di mulai dari kegiatan penanaman, pascapanen, packaging, hilirisasi produk, hingga pemasaran dan perdagangan. "Petani milenial harus sudah memiliki konsep market jadi di hulu budidayanya baik, lalu di pasar dia marketable," ujarnya.

Pihaknya pun mendorong agar petani milenial menggunakan fasilitas Kreditu Usaha Rakyat (KUR) yang disiapkan pemerintah. Tahun ini dialokasikan plafon KUR sebanyak Rp 70 triliun dengan bunga 6 persen per tahun. Fasilitas pembiayaan itu dapat memudahkan petani untuk mengembangkan skala usahanya.

"Menjadi petani adalah pilihan yang baik, oleh karena itu kami butuh duta petani, termasuk yang kita kukuhkan hari ini," kata Syahrul.

Presiden Joko Widodo, dalam kesempatan yang sama menyampaikan, saat ini 71 persen petani di Indonesia sudah berusia 45 tahun ke atas sementara yang berusia di bawah 45 tahun hanya 29 persen.

Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk membuat sektor pertanian sebagai sektor usaha yang menguntungkan. Tentunya itu perlu didukung dengan profesionalisme sumber daya manusia di dalamnya.

"Kita tahu, petani sekarang sudah lintas negara, petani harus kompetitif dalam keterampilan teknis dan pemanfaatan teknologi, model bisnis, dan manajemen," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement