REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak) resmi telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “BUKA”. Bukalapak resmi menjadi unicorn Indonesia yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO Bukalapak adalah yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia.
Dalam IPO ini, Bukalapak menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Adapun PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga ditunjuk untuk bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek. Selain untuk investor lokal, IPO ini juga akan ditawarkan kepada investor internasional, sehingga Bukalapak mempercayakan UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. bertindak sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners untuk memasarkan IPO kepada investor internasional.
Sebagai perusahaan berbasis teknologi, Bukalapak akan terus melakukan inovasi tidak hanya di layanan online, tapi juga offline demi merealisasikan misi Bukalapak untuk mewujudkan perekonomian yang adil bagi semua.
CEO Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin, menjelaskan perusahaan akan memastikan kerja perusahaan mengalami pertumbuhan yang positif dan menjanjikan. Kedepan, Bukalapak punya visi untuk mengembangkan UMKM Indonesia.
"Seluruh penggunaan dana IPO ini 100 persen untuk modal kerja perseroan dan anak usaha. Kami punya visi keadilan ekonomi yang adil dan merata. Kami mau memberdayakan UMKM, volume dan penjualannya lebih banyak, channel lebih banyak," ujar Rachmat, Jumat (6/8).
Dalam IPO ini, Bukalapak menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Adapun PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga ditunjuk untuk bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek.
Selain untuk investor lokal, IPO ini juga akan ditawarkan kepada investor internasional, sehingga Bukalapak mempercayakan UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. bertindak sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners untuk memasarkan IPO kepada investor internasional.
Sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp 850 setiap sahamnya. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini, sekitar Rp 21,9 triliun, akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya guna melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan.
Plt Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim, yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters) dalam IPO Bukalapak mengatakan, Bukalapak berhasil melalui proses IPO ini dan diterima dengan amat baik oleh para investor domestik dan internasional. Tercatat bahwa penawaran saham Bukalapak (melalui metode pooling) mengalami kelebihan permintaan sekitar 8,7 kali lipat, dengan pemesanan dari hampir 100 ribu investor.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan BEI sangat bangga menyambut Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI, di mana untuk pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI.
Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia. ”Kami berharap langkah Bukalapak ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia,” ujar Inarno.