Jumat 06 Aug 2021 15:10 WIB

Jadi Presiden Iran, Raisi Janjikan Lawan Intimidasi Asing

Pada upacara di parlemen, Ebrahim Raisi disumpah sebagai presiden di atas Alquran

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden Iran yang baru, Ebrahim Raisi.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Presiden Iran yang baru, Ebrahim Raisi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Ebrahim Raisi dilantik sebagai presiden kedelapan Republik Islam Iran, Kamis (5/8) waktu setempat. Pada upacara di parlemen, Raisi disumpah di atas Alquran.

Raisi (60 tahun) yang merupakan pelopor untuk menggantikan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei (82 tahun) mengatakan Iran ingin dirinya mempertahankan kemerdekaan negara dan melawan intimidasi asing. Dia juga berjanji mengejar diplomasi dan keterlibatan konstruktif dan ekstensif dengan dunia.

Baca Juga

Raisi juga menegaskan kembali pendiriannya tentang tujuan untuk meningkatkan hubungan dengan negara tetangga regional yang akan menjadi kebijakan luar negerinya. "Saya mengulurkan tangan persahabatan dan persaudaraan ke semua negara, terutama yang ada di kawasan ini," kata Raisi dikutip dari laman Aljazirah, Jumat (6/8).

Dia mengatakan kepada sekitar 260 pejabat lokal dan asing yang hadir di ruangan parlemen bahwa krisis regional perlu diselesaikan melalui dialog. Menurutnya, kehadiran pasukan asing hanya mendorong lebih banyak ketidakstabilan.

Melawan retorika oleh Barat, Israel, dan beberapa tetangga Arab, Raisi juga menegaskan kehadiran Iran di kawasan itu menciptakan keamanan dan mendukung perdamaian dan stabilitas. Dia juga mengatakan sanksi keras Amerika Serikat (AS), yang dijatuhkan pada 2018 setelah Presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015, harus dicabut.

"Kami akan mendukung rencana diplomatik apa pun yang akan mencapai tujuan ini," katanya. Dia pun mengisyaratkan akan melanjutkan negosiasi di Wina yang bertujuan memulihkan kesepakatan.

Selain itu, Raisi berjanji program nuklir Iran benar-benar damai dan senjata nuklir tidak memiliki tempat dalam strategi pertahanan negara. Meski demikian, Presiden Raisi mengakui masih banyak tantangan ke depan terutama ekonomi yang bermasalah di negaranya.

Dia pun akan berusaha meningkatkan kualitas hidup semua warga Iran pada kepemimpinannya. Pidato Raisi dilakukan setelah pidato Ketua parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf dan kepala kehakiman yang baru dipilih Mohsen Ejei.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement