REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat yang beragam. Namun sayang, banyak di antaranya yang tidak dikenal luas bahkan nyaris punah akibat tergerus perkembangan zaman.
Hal itu menimbulkan keprihatinan guru dan siswa di SMKN 1 Indramayu. Mereka tergerak untuk terus memperkenalkan budaya dan adat istiadat Indramayu agar tetap lestari. Caranya, dengan membuat film animasi yang mengangkat tema budaya dan adat istiadat Indramayu.
Dalam film animasi itu, menampilkan tokoh utama dua bocah perempuan yang bersahabat bernama Cucu dan Juju. Selain mereka, adapula beberapa tokoh pendukung lainnya, seperti Nenek dan teman-teman sepermainan Cucu Juju, seperti Kiki, Kino, Fia maupun Ina beserta bapak dan ibu Ina.
‘’Cucu Juju dan teman-temannya itu menggambarkan karakter khas anak pesisir Indramayu,’’ ujar Ketua Kompetensi Keahlian Animasi SMKN 1 Indramayu, Ahmad Hafidz, saat ditemui di SMKN 1 Indramayu, Kamis (5/8).
Hafidz menjelaskan, dalam film animasi itu, Cucu Juju dan teman-temannya memperkenalkan budaya dan adat istiadat Indramayu melalui cerita yang menarik. Di antaranya, mengenai tari topeng, berokan, nadran, wayang kulit, ngarot maupun batik Paoman.
Hafidz mengungkapkan, anak-anak Indramayu maupun masyarakat dari luar daerah banyak yang belum mengetahui ragam budaya dan kesenian tradisional Indramayu itu. Melalui film animasi tersebut, diharapkan mereka menjadi tahu dan tergerak untuk ikut melestarikannya. Film animasi itupun menjadi media untuk lebih mempromosikan Indramayu kepada masyarakat luas.
‘’Kami sengaja membuat film dalam bentuk animasi supaya lebih mudah diterima dan disukai oleh anak-anak,’’ tutur Hafidz.
Hafidz mengakui, selama ini film yang mengangkat tema budaya lokal Indramayu sudah banyak. Namun, film yang berbentuk animasi belum pernah ada.
Film animasi Cucu Juju itu ditayangkan melalui chanel YouTube. Saat melakukan pencarian dengan penelusuran ‘Cucu Juju Animasi SMKN 1 Indramayu’, maka film animasi berdurasi sekitar 10 menit itu akan langsung muncul.
Hafidz mengatakan, dalam pembuatan film animasi Cucu Juju, ada 10 – 15 siswa kelas XII yang terlibat. Mereka berasal dari jurusan Animasi, dan merupakan siswa pilihan. Dalam pembuatan film Cucu Juju itu, mereka membentuk tim dan memiliki tugas sesuai keahliannya masing-masing.
Menurut Hafidz, proses pembuatan film animasi Cucu Juju itu memakan waktu sekitar tiga bulan. Proses pembuatannya pun diawali dengan riset terlebih dahulu. Latar belakang lokasinya pun diambil dari tempat-tempat yang menjadi ikon Indramayu.
‘’Yang sudah kami buat ini merupakan film animasi dua dimensi. Saat ini kami sedang membuat versi tiga dimensinya,’’ terang Hafidz.
Hafidz menambahkan, sebelum fokus pada tema budaya dan adat istiadat Indramayu, pihaknya sebenarnya telah membuat animasi Cucu Juju pada 2017. Namun, tema yang ditampilkan lebih beragam. Baru mulai awal tahun ini tema yang diangkat mengenai budaya dan adat istiadat Indramayu.
Selain tema itu, lanjut Hafidz, pihaknya belum lama ini juga membuat film animasi dengan tema pandemi Covid-19. Tokoh yang bermain di dalamnya tetap Cucu Juju dan teman-temannya. Di dalam cerita itu menampilkan edukasi mengenai Covid-19.
Hafidz berharap, kemampuan para siswanya di bidang animasi bisa terus berkembang. Dia pun mengaku bangga karena sejumlah siswa maupun alumni SMKN 1 Indramayu sudah banyak yang ikut menggarap sejumlah proyek film animasi tingkat nasional. Film animasi mereka pun ditayangkan di televisi swasta nasional maupun jaringan tv berbayar.
‘’Kami juga berharap animasi Cucu Juju ini lebih dikenal luas, terutama di Indramayu,’’ tandas Hafidz.