REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greysia Polii dan Apriyani Rahayu tampil penuh percaya diri dan terlihat tanpa beban, terutama di semifinal dan final bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020. Aura kepercayaan diri dan senyuman lebih banyak terpancar dari keduanya. Hasilnya, emas diraih ganda andalan Indonesia yang tak jadi unggulan ketika berlaga di Tokyo.
Siapa sangka, sebelum itu Greysia merasakan tekanan dann beban yang besar, tepatnya setelah memastikan lolos ke babak gugur. "Saya deg-degan, tapi cuma hari itu. Grasak-grusuk. Saya hanya cerita ke Koh Didi," kata Greysia dalam perbincangan dengan para pewarta olahraga via daring, Jumat (6/8) siang.
Greysia mengikuti nasihat pelatihnya Eng Hian yang memintanya terbuka menceritakan apa pun soal kondisi dan perasaannya selama bertanding di Tokyo. Namun
Greysia menyembunyikan ini dari partnernya. Ia tampaknya tak ingin ikut menularkan kegelisahan kepada Apriyani yang 10 tahun lebih muda. Terbukti dengan respons Apriyani setelah pernyataan ini. "Oh, jadi ceritanya ke Koh Didi aja. Nggak bilang ke gue," kata Apri yang disambut tawa oleh Greysia.
Setelah delapan besar atau fase pertama babak gugur, Greysia mengaku tak merasakan tekanan lagi hingga final.
Greysia/Apriyani bertemu lawan-lawan yang secara rekor pertemuan lebih. Di delapan besar mereka berhadapan dengan pasangan China Du Yue/Li Yinhui dengan kemenangan 21-15, 20-22, dan 21-17. Kemudian mengalahkan ganda Korea Selatan Lee So-hee dan Shin Seung-chan 21-19 dan 21-17. Di final, Greysia/Apriyani melibas pasangan tangguh China Chen Qingchen/Jia Yifan 21-19 dan 21-15.