Jumat 06 Aug 2021 15:45 WIB

Studi Baru: Diet Keto Picu Sakit Jantung dan Kanker

Diet Keto juga sebabkan kerusakan kesehatan tubuh jangka panjang.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nora Azizah
Sebuah studi komprehensif tentang diet ketogenik (Keto) hingga saat ini menemukan bahwa tindakan ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.
Foto: www.freepik.com
Sebuah studi komprehensif tentang diet ketogenik (Keto) hingga saat ini menemukan bahwa tindakan ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi komprehensif tentang diet ketogenik (Keto) hingga saat ini menemukan bahwa tindakan ini meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker. Diet ini juga dikatakan berbahaya bagi pasien ginjal dan wanita hamil, serta menyebabkan kerusakan kesehatan jangka panjang.

Diterbitkan di Frontiers in Nutrition, analisis berjudul 'Diet Ketogenik dan Penyakit Kronis: Menimbang Manfaat Terhadap Risiko' juga menemukan bahwa kemungkinan dampak jangka panjang dari diet dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer. Peneliti menambahkan bahwa risiko yang terkait dengan diet melebihi manfaatnya.

Baca Juga

“Diet keto adalah bencana yang memicu penyakit,” kata penulis utama tinjauan Lee Crosby, menurut pernyataan dari Komite Dokter untuk Pengobatan dilansir dari Alarabiya English, Rabu (4/8).

“Memuat daging merah, daging olahan, dan lemak jenuh serta membatasi sayuran kaya karbohidrat, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian adalah resep untuk kesehatan yang buruk,” tambahnya.

Salah satu temuan utama tinjauan tersebut adalah bahwa diet keto mungkin sangat tidak aman bagi wanita yang sedang hamil atau berencana untuk hamil karena diet rendah karbohidrat sebelumnya telah dikaitkan dengan risiko cacat tabung saraf yang lebih tinggi pada bayi. Diet keto juga ditemukan meningkatkan kadar 'kolesterol jahat' pada banyak pasien, menurut tinjauan tersebut dan bahwa versi diet protein yang lebih tinggi dapat mempercepat gagal ginjal pada mereka yang memiliki penyakit ginjal.

Diet tersebut umumnya tinggi lemak, sangat rendah karbohidrat, rendah protein dan campuran ini mengarah pada apa yang dikenal sebagai 'ketosis' yang berfungsi sebagai sumber energi alternatif untuk neuron dan jenis sel lain yang tidak dapat langsung memetabolisme asam lemak.

Diet keto paling sering dipromosikan untuk menurunkan berat badan. Kemudian, untuk orang yang berjuang dengan obesitas, diabetes tipe 1 dan 2 dan gangguan kejang.

“Selain risiko yang signifikan bagi pasien penyakit ginjal dan wanita hamil, diet keto juga berisiko bagi orang lain, karena diet ini dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis secara keseluruhan,” kata Crosby.

“Meskipun keto dapat mengurangi berat badan dalam jangka pendek, pendekatan ini tidak lebih efektif daripada diet penurunan berat badan lainnya,” tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement