Jatim Dorong Percepatan Vaksinasi Penyandang Disabilitas
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Tenaga Kesehatan menunjukan vaksin Covid-19 Sinopharm | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menargetkan vaksinasi Covid-19 untuk penyandang disabilitas bisa dipercepat. Hal ini diungkapkan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau kegiatan vaksinasi di Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jumat (6/8).
Khofifah meminta asosiasi disabilitas di Malang Raya dapat membantu mempercepat proses vaksinasi Covid-19. "Tolong disampaikan kepada teman-teman yang lain, asosiasi disabilitas yang lain, bahwa vaksin Sinopharm untuk disabilitas itu sudah siap dan sudah di-drop di masing-masing kabupaten dan kota," ucap Khofifah.
Dorongan membantu percepatan vaksinasi untuk penyandang disabilitas juga ditunjukkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) di masing-masing daerah. Instansi-instansi tersebut harus segera mendata para penerima vaksin dari kelompok disabilitas di Malang Raya. Langkah ini diharapkan bisa membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) dan memutus penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Saat ini Jatim sudah menerima vaksin jenis Sinopharm sekitar satu per tiga dari kebutuhan data penyandang disabilitas. Pasokan vaksin ini langsung didistribusikan ke seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) di masing-masing daerah. Sebab itu, dia memastikan, pemprov tidak melakukan penumpukan vaksin di tempat penyimpanan.
Di sisi lain, Khofifah menegaskan, saat ini tengah melakukan pendekatan aglomerasi untuk akselerasi vaksinasi Covid-19 secara umum. Adapun daerah yang harus melaksanakan ini antara lain aglomerasi Surabaya dan Malang Raya.
"Kalau kita sebut aglomerasi, karena di sini episentrum-episentrum dari kemungkinan interaksi di antara masyarakat dari berbagai daerah, dari berbagai provinsi, bahkan dari berbagai negera," ucapnya.
Berdasarkan hal tersebut, Khofifah berharap, instansi-instansi yang telah menjalankan akselerasi vaksinasi bisa meneruskan kegiatannya. Tidak hanya untuk beberapa kalangan, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan langkah ini, Khofifah berharap, 70 persen warga Malang Raya bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Profesor Nuhfil Hanani menegaskan kesiapannya untuk terlibat dalam proses akselerasi vaksinasi di Malang Raya. Namun proses ini tergantung pada ketersediaan vaksin dari pemerintah pusat dan pembuat vaksin di luar negeri. Sebab itu, tidak ada jadwal pasti mengenai kapan kegiatan vaksinasi dapat dilaksanakan di tempatnya.
"Pokoknya tiap minggu datang (vaksin), (langsung) sebar, datang, sebar," katanya.
Saat ini total kasus positif Covid-19 di Jatim telah mencapai 331.253 orang hingga Jumat (6/8). Dari jumlah tersebut, 22.653 orang meninggal dan 262.287 orang dinyatakan sembuh. Sementara untuk 46.313 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi baik di RS, Safe House maupun rumah masing-masing.